kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPK bank cilik tumbuh mini


Selasa, 03 November 2020 / 09:21 WIB
DPK bank cilik tumbuh mini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Woori Saudara (BWS) Jakarta, Rabu (29/4). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/04/2020.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) selama pandemi terkonsentrasi kepada bank jumbo di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4. Saat lima bank besar di tanah air mencatat pertumbuhan DPK lebih dari 14% (yoy), pertumbuhan DPK bank cilik yang tak sekencang bank jumbo, bahkan cenderung negatif. 

Sampai kuartal III-2020, tiga dari teratas di tanah air yang telah mempublikasikan laporannya yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masing-masing mencatat pertumbuhan DPK 14,9%, 14,3%, dan 21,4%.

Sementara dua bank lainnya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sampai Agustus bahkan telah meraih pertumbuhan DPK masing-masing 18,2%, dan 21,8%. 

Baca Juga: OJK: Kredit perbankan mulai tumbuh tapi masih melambat

Hal berbeda justru dicatat BUKU 2 seperti PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) yang sampai September DPK perseroan tercatat merosot tipis 1,42% (yoy), dari Rp 19,86 triliun pada kuartal III-2020 lalu menjadi Rp 19,58 triliun. 

Direktus Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja bilang catatan tersebut memang jadi salah satu strategi Bank Woori untuk mengurangi dana mahal, dan lebih fokus terhadap dana murah alias simpanan tabungan dan giro. “Likuiditas di pasar saat ini sangat baik, dan kini memang kami tengah berupaya mengganti komposisi dana mahal dengan dana murah,” kata dia kepada Kontan.co.id. 

Diperinci komposisi DPK Bank Woori memang menurun hanya dari simpanan deposito sebesar 10,5% (yoy). Sementara dana murahnya tumbuh positif 27,0% (yoy) dari Rp 4,82 triliun menjadi Rp 6,13 triliun pada akhir kuartal III-2020. “Deposito kami memang masih mendominasi DPK, namun perlahan dana murah juga tumbuh,” tambah dia. 

Sementara sejumlah bank cilik lain yang telah mencatat pertumbuhan DPK masih mengandalkan simpanan deposito. Maklum dibandingkan bank besar, bank cilik memang cenderung menawarkan bunga simpanan yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Kredit konsumer melambat hingga akhir kuartal ketiga 2020

PT Bank Mayora misalnya telah mencatat pertumbuhan DPK sampai 33,0% (yoy) dari Rp 4,86 triliun pada kuartal III-2019 menjadi Rp 6,47 triliun. Simpanan deposito juga masih mendominasi DPK Bank Mayora dengan rasio 65%,0% terhadap DPk dan tumbuh 28,2% (yoy). 

“Semua jenis simpanan masih tumbuh positif, terutama dana murahnya. Sampai akhir tahun kami akan menjaga DPK lebih dari Rp 6 triliun,” ujar Direktur Utama Bank Mayor Irfanto Oeij.

Adapun PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) kini mengaku tengah menahan pertumbuhan DPK. Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah bilang selain untuk mengatur ulang komposisi, ekspansi perseroan bakal dilakukan dengan bekal dana hasil rights issue Rp 500 miliar yang baru diterima.

“Sampai akhir Oktober DPK kami baru tumbuh 4% (ytd) dimana sepenuhnya ditopang deposito. Kami memang menahan pertumbuhan DPK karena dana rights issue sudah masuk Rp 500 miliar,” kata dia. 

Selanjutnya: Hingga Oktober 2020, realisasi restrukturisasi kredit sudah tembus Rp 914,65 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×