Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mulai terangkat di bulan Mei 2019. Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar mencatatkan per Mei 2019 DPK perbankan sudah meningkat 6,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5.483,7 triliun. Kendati masih tipis, pertumbuhan tersebut lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,9% yoy.
Meski begitu, bila dirinci berdasarkan pengumpulan dananya, kenaikannya tertinggi terjadi pada simpanan berjangka alias deposito yang tumbuh 8,9% yoy per Mei 2019 menjadi Rp 2.478,7 triliun.
Selain itu, dana tabungan perbankan juga ikut terkerek naik 8,3% yoy menjadi Rp 1.837,4 triliun. Kedua komponen ini naik lebih tinggi dibanding bulan April 2019 yang hanya naik 6,6% untuk deposito dan 6,7% untuk giro secara tahunan.
Walau deposito dan tabungan melesat naik, rekening giro perbankan justru melambat. Hingga bulan kelima 2019, rekening giro nyaris tidak tumbuh atau naik 0,1% secara tahunan menjadi Rp 1.167,6 triliun. Praktis, nilai tersebut jauh lebih rendah dari bulan April 2019 yang mencapai R 1.195,9 triliun atau turun 2,36% secara month on month (mom).
Dalam analisisnya, BI menyebut penurunan giro terjadi di hampir seluruh golongan nasabah baik korporasi maupun nasabah perorangan. Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini hal tersebut, menurut bankir penurunan itu disebabkan adanya penarikan dana nasabah giro untuk keperluan libur Lebaran yang jatuh pada akhir Mei dan awal Juni 2019.
Ambil contoh, PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mengatakan sejalan dengan laporan BI, rekening giro perseroan juga menyusut. Per Mei 2019 rekening giro CIMB Niaga turun menjadi Rp 44,89 triliun dari setahun sebelumnya Rp 51,55 triliun atau menurun 12,91% secara yoy. Dampaknya, DPK bank bersandi kode saham BNGA ini ikut turun 4,44% secara yoy menjadi Rp 164,88 triliun.
"Giro kami juga melambat dan tidak tumbuh sejauh ini. Cenderung agak menurun," ujar Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan.
Pun, hingga akhir tahun CIMB Niaga memang tidak terlalu gencar memupuk dana masyarakat. Sebab, menurut Lani pada akhir tahun 2019 ini pihaknya hanya mematok pertumbuhan DPK di bawah 5% secara yoy. Pertumbuhan tersebut utamanya didorong dari peningkatan tabungan yang menjadi fokus utama perseroan di tahun ini.
Senada, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso Liem juga tidak terlalu memasalahkan kondisi DPK yang di kuartal II 2019 cenderung turun. Pasalnya, pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) di BCA sejauh ini masih sesuai dengan target.
"Pertumbuhan dana CASA (current account and saving account) menjelang Lebaran masih tumbuh baik sekitar 7,6% yoy pada Mei 2019," singkatnya.
Memang, bila merujuk laporan keuangan BCA di bulan Mei 2019 dana giro perseroan masih tumbuh sekitar 3,55% yoy menjadi Rp 168,5 triliun. Pun, total DPK BCA masih tumbuh jauh di atas industri sebesar 9,31% secara yoy di bulan Mei 2019 menjadi Rp 659,89 triliun.
Sebelumnya, Santoso memang mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi adanya penarikan DPK di periode mendekati libur Lebaran. Namun, menurutnya pada Semester II 2019 dana tersebut akan kembali masuk ke dalam neraca liabilitas perusahaan.
Di sisi lain, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan per Mei 2019 dana giro perseroan memang hanya tumbuh tipis 0,75% secara yoy. Menurut Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, pada Juni 2019 (data sementara) dana giro sudah mulai kembali dan mencatatkan kenaikan. Setidaknya, per Juni 2019 BTN menyebut rekening giro telah tumbuh sebesar 6,74% secara yoy.
Pada tahun ini, bank spesialis kredit perumahan ini mengatakan dana giro akan tumbuh sedikitnya 8% secara yoy. "Sementara untuk DPK secara keseluruhan ditargetkan tumbuh sebesar 10%," jelasnya.
Per Mei 2019 total DPK BTN sudah mencapai Rp 197,94 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan realisasi bulan Mei 2018 sebesar Rp 172,44 triliun atau tumbuh sebesar 14,78%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News