kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Undisbursed loan naik, bankir: Penarikan kredit bakal mulai optimal di kuartal III


Senin, 01 Juli 2019 / 17:48 WIB
Undisbursed loan naik, bankir: Penarikan kredit bakal mulai optimal di kuartal III


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pencairan kredit perbankan di kuartal II 2019 mulai menurun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan bulan April 2019 total kredit yang belum ditarik debitur alias undisbursed loan mencapai Rp 1.564,95 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,1% yoy.

Nilai tersebut setara 26,49% dari total kredit di bulan April 2019 yang mencapai Rp 5.305,96 triliun. Sejumlah bank mengatakan, pada periode kuartal II 2019 memang banyak debitur yang lebih memilih untuk menunda penarikan kredit. Selain adanya momentum Pemilihan Umum (Pemilu) dan Libur Lebaran, kondisi ekonomi dinilai belum terlalu stabil bagi sejumlah debitur terutama yang berorientasi ekspor.

Ambil contoh, secara singkat Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan tingkat undisbursed loan BCA saat ini relatif stabil pada kisaran 30% terhadap total kredit. Pun, menurut Jahja berdasarkan jenis debiturnya total kredit yang belum ditarik bersumber dari debitur BUMN maupun swasta.

"Penyaluran kredit kami juga cukup merata di berbagai sektor. Per Mei 2019, pertumbuhan kredit BCA sekitar 14% yoy," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Bila merujuk laporan keuangan BCA pada bulan Mei 2019 tercatat total kredit kepada nasabah yang belum ditarik mencapai Rp 210,64 triliun. Meningkat sebesar 6,87% secara tahunan.

Dari jumlah tersebut total kredit yang belum ditarik oleh BUMN mencapai Rp 13,15 triliun sementara kepada non BUMN mencapai Rp 197,48 triliun. Sementara bila dirinci, total commited loan perseroan mencapai Rp 155,97 triliun kepada debitur BUMN maupun swasta.

Selain BCA, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga menyebut posisi undisbursed loan per Mei 2019 tercatat mencapai Rp 3,55 triliun. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan, jumlah tersebut naik sebanyak 81,03% bila dibandingkan pada posisi akhir tahun 2018 sebesar Rp 1,94 triliun atau year to date (ytd).

Menurut Ferdian, kenaikan tersebut disebabkan adanya beberapa proyek sindikasi baru di tahun 2019. Terutama pada dua debitur BUMN konstruksi besar yakni Grup Jasa Marga dan Waskita Karya yang pencairan fasilitasnya belum maksimal. "Selain itu, beberapa fasilitas stand by loan dari debitur korporasi swasta, secara kondisi proyek belum bisa ditarik," tuturnya.

Bank bersandi bursa BJTM ini mencontohkan, ada beberapa aspek yang membuat kredit belum ditarik. Semisal debitur konstruksi atau korporasi yang masih menunggu pengumuman tender, menunggu surat keputusan, kontrak dan hal-hal teknis lainnya.

Meski menjulang tinggi, Bank Jatim mengatakan pada kuartal III 2019 penarikan kredit bakal lebih optimal. "Secara historis setiap tahun mulai kuartal III untuk fasilitas kredit proyek akan lebih maksimal," jelasnya.

Namun, untuk beberapa kredit di sektor infrastruktur seperti jalan tol atau kredit sindikasi, penyaluran kreditnya bergantung pada lead arranger. Sebab, kredit jenis ini harus menyesuaikan kondisi keuangan masing-masing kredit dan banyak persyaratan yang mesti dilakukan.

Dari sisi likuiditas dan penyaluran kredit, di semester II 2019 pun akan lebih kuat. Salah satunya didorong oleh implementasi relaksasi aturan Giro Wajib Minimum (GWM) oleh BI yang mulai berlaku per 1 Juli 2019. Lewat pelonggaran kewajiban ini, dana pihak ketiga (DPK) bank akan meningkat sebanyak 0,5% dan diperkirakan bank bakal mendapat tambahan likuiditas hingga Rp 25 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×