Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit investasi perbankan diprediksi masih memiliki ruang untuk terus tumbuh di tahun 2019. Alasannya, permintaan kredit investasi pasca pemilihan umum (Pemilu) akan menggeliat setelah investor mendapatkan kepastian.
Ambil contoh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) yang mengungkapkan sampai dengan bulan Maret 2019 ini total kredit investasi termasuk sindikasi tercatat tumbuh melesat. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan per Maret 2019 ini kredit investasi naik 81,85% secara year on year (yoy).
Sayangnya Ferdian tidak merinci besaran realisasi tersebut. Menurutnya peningkatan ini didorong dari maraknya permintaan kredit terutama sindikasi dengan nilai jumbo di awal tahun sejalan dengan program Pemerintah.
"Pertumbuhan kredit investasi di bulan Maret 2019 dibandingkan Desember 2019 naik 29,53%," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/4). Ia mengatakan tahun ini masih ada peluang dan potensi kredit investasi untuk terus tumbuh. Setidaknya nilai potensinya mencapai Rp 1,8 triliun dengan sektor yang dominan yaitu infrastruktur.
Senada, Direktur Utama PT Bank BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) Agus Noorsanto menjelaskan sampai sejauh ini pertumbuhan kredit investasi perseroan sudah berada di kisaran 20%. BRI Agro sendiri menurutnya memang fokus menjadikan kredit investasi sebagai ujung tombak pertumbuhan kredit.
Melihat potensi perbaikan ekonomi di 2019, Agus memproyeksi kredit investasi di sektor komoditas maupun non komoditas diperkirakan masih bisa tumbuh di angka 25%. Terutama di hilir seperti kelapa sawit, kelapa dalam, tebu, gaplek dan non komoditi semisal pertambangan, listrik, transportasi yang juga mendukung sektor industri komoditas.
"Untuk BRI Agro di atas 20% (pertumbuhan kredit investasi). Karena masih terbuka banyak prosek untuk investasi di sektor-sektor tersebut," jelasnya.
Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) mencatatkan di dua bulan pertama kredit investasi sudah mencatatkan pertumbuhan mencapai 13,4% secara yoy menjadi Rp 1.327,8 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan kredit modal kerja yang naik 12,9% yoy dan kredit konsumsi yang tumbuh melambat sebesar 9,5% yoy di bulan Februari 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News