kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.048   64,41   0,92%
  • KOMPAS100 1.051   11,06   1,06%
  • LQ45 826   9,15   1,12%
  • ISSI 214   1,72   0,81%
  • IDX30 421   5,22   1,25%
  • IDXHIDIV20 508   6,31   1,26%
  • IDX80 120   1,37   1,15%
  • IDXV30 125   1,04   0,84%
  • IDXQ30 141   1,60   1,15%

Duh, laba bersih Danamon menciut 16%


Selasa, 28 Juli 2015 / 19:39 WIB
Duh, laba bersih Danamon menciut 16%


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk menciut 16% pada semester pertama tahun ini. Yakni, dari Rp 1,489 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi hanya Rp 1,252 triliun. Penurunan laba bersih salah satunya dikarenakan perlambatan pertumbuhan kredit.

"Kondisi makro ekonomi yang menantang pada semester pertama tahun ini berdampak pada bisnis kami, mengakibatkan turunnya permintaan kredit," ujar Sng Seow Wah, Direktur Utama Danamon, Selasa (28/7).

Secara keseluruhan, penyaluran kredit perseroan melorot 3% dari Rp 140,6 triliun menjadi hanya Rp 136,3 triliun sampai akhir Juni 2015. Penurunan kredit terutama berasal dari segmen otomotif, mikro, dan korporasi.

Berdasarkan data Danamon, kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam terjun bebas hingga 15% menjadi Rp 17,4 triliun. Sementara, kredit dari kendaraan bermotor turun 11% dan kredit komersial tercatat stagnan.

Sekadar informasi, sebanyak 40% kredit yang disalurkan Danamon mengalir lewat Adira Finance. Adira Finance sendiri mencatat perlambatan pertumbuhan pembiayaan baru (new booking) minus 11% pada semester pertama ini.

Selain karena perlambatan kredit, Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Danamon menuturkan, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang dikantonginya pun menyusut dari 8,4% menjadi 8,1%. "NIM ini turun karena hasil bunga bersih didominasi oleh segmen dengan suku bunga kredit yang lebih rendah," terang dia.

Di sisi lain, pendapatan jasa turun 11% menjadi hanya Rp 1,871 triliun. Diikuti oleh penurunan pendapatan operasional yang minus 3% menjadi Rp 8,611 triliun. "Kami harapkan, kondisi makro di semester kedua ini akan lebih baik, sehingga pertumbuhan kredit dan laba bisa membaik," tutur Vera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×