kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Segmentasi dan Digitalisasi Bisnis Pacu Kinerja Bank BUMN


Kamis, 24 Februari 2022 / 09:10 WIB
Ekonom: Segmentasi dan Digitalisasi Bisnis Pacu Kinerja Bank BUMN
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mandiri Bintaro Tangerang Selatan, Rabu (29/9)/pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/09/2021.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

Pendapat senada diungkapkan Teuku Riefky, Ekonom LPEM UI. Dia bilang, kinerja bank BUMN pada 2021, terbantu oleh adanya layanan digital banking. Hal ini, terutama ketika masyarakat lebih memilih melakukan transaksi perbankan tanpa tatap muka di tengah melonjaknya kasus Covid-19 pada tahun pertama dan tahun kedua pandemi.

Riefky menilai, digitalisasi perbankan memang perlu dilakukan bank Himbara untuk menjaga daya saing bisnis. Alasannya, digitalisasi perbankan memberikan kemudahan jauh lebih besar kepada nasabah. 

Kanal digital (internet) mudah diakses nasabah karena menjangkau seluruh pelosok daerah di Nusantara. Lewat kanal digital, nasabah tak perlu lagi datang ke bank untuk melakukan transaksi perbankan. 

Baca Juga: Bank Beramai-ramai Sediakan Layanan Digital untuk Nasabah Korporasi

Selain itu, biaya operasional digital banking juga jauh lebih efisien dibandingkan pola konvensional. Efisiensi ini membuat beban bank menjadi berkurang. "Jadi, jika bank BUMN tidak melakukan transformasi bisnis secara digital, maka ke depannya mereka sangat mungkin kalah saing dengan bank swasta yang sudah banyak menerapkan sistem digitalisasi," papar Riefky.

Karena itu, wajar saja, jika belakangan ini bank-bank BUMN terus mengembangkan layanan digital banking. Sebut saja, Bank Mandiri yang memiliki layanan digital banking bertajuk Livin by Mandiri. Super App besutan Bank Mandiri ini telah melayani nasabah sejak Maret 2021 dan versi terbarunya telah diperbarui pada Oktober 2021. 

Di sepanjang tahun lalu, total transaksi finansial Livin by Mandiri telah menembus angka Rp 1.680 triliun dengan jumlah pengguna 9,8 juta dan volume transaksi mencapai lebih dari 1 miliar atau naik 54% (YoY).

Baca Juga: Perbankan Mulai Jajaki Potensi Bisnis Metaverse

Selain Bank Mandiri, BTN juga gencar mengembangkan layanan digital banking. Yang terbaru, pada pekan ini, BTN meluncurkan aplikasi BTN Properti For Developer. Lewat aplikasi ini, BTN menggandeng para mita pengembang untuk menyalurkan pembiayaan KPR. 

Bhima Yudhistira Adhinegara, Ekonom dari Celios mengatakan, transformasi digital memang menjadi salah satu faktor pendorong kinerja perbankan. Pada tahap awal, kata dia, digitalisasi perbankan memang butuh modal investasi besar. 

"Tapi, ke depan, ketika model bisnisnya sudah teruji dan mendapatkan respons positif dari nasabah, maka digitalisasi ini juga akan meningkatkan profitabilitas bagi bank dalam jangka panjang,' tandas Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×