kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi membaik, permintaan kredit korporasi di September 2021 menggeliat


Minggu, 31 Oktober 2021 / 19:13 WIB
Ekonomi membaik, permintaan kredit korporasi di September 2021 menggeliat
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, permintaan kredit korporasi di September 2021 menggeliat


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kredit korporasi akhirnya mampu tumbuh positif seiring terkendalinya Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati secara total kredit perbankan tumbuh 2,21% year on year (yoy) hingga September 2021. Sedangkan secara year to date (ytd) 3,12%. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bilang pertumbuhan itu tidak hanya didukung oleh segmen UMKM. Namun beberapa kredit korporasi yang sudah mengalir. 

”Setelah aktivitas ekonomi dan UMUM-nya tumbuh, ini pasti dampak ikutannya, mata rantainya itu korporasi akan bangkit. Angka agregat nya, dari 200 korporasi besar, per September sudah baik. Meskipun dibandingkan Maret 2020, kredit korporasi masih minus Rp 55,54 triliun. Presentasinya minus 4,5%,” ujar Wimboh pekan lalu. 

Ia mengakui, pandemi menghantam bisnis korporasi sehingga omzet turun drastis, terutama pada pariwisata, hotel, transportasi, dan restoran. Namun kondisi ini h mulai bangkit, dari 200 korporasi yang terjadi kenaikan kredit Rp 52,56 triliun atau tumbuh 4,7% YTD. 

Baca Juga: Mulai pulih, OJK catat restrukturisasi kredit perbankan turun

“Ini menunjukkan korporasi sudah lebih baik dibandingkan akhir tahun lalu. Ini kami yakin akan terus berkembang sehingga nantinya secara tahunan akan positif. Itu adalah. Fakta bahwa, korporasi secara individu tumbuh, walau belum semua pulih,” jelasnya. 

Tak hanya itu, kualitas non performing loan (NPL) kredit korporasi mulai membaik. Bila pada Juni 2021 di level 3,24%, turun menjadi 3,22% pada September. Wimboh menjelaskan walaupun secara rasio masih turun kecil, tapi ini dampaknya besar dan lebih baik mengingat baki debit kredit korporasi yang terbilang jumbo.

 “Kredit yang kita restrukturisasi, secara total mulai turun, angka terakhir Rp738,60 triliun. Tadinya puncaknya empat capai Rp 900 triliun. Ini diantaranya ada korporasi yang cukup besar, UMKM hanya Rp 276,36 triliun. Terdiri dari 3,3 juta debitur. Dan non ukm (yakni korporasi) direstrukturisasi Rp 462,33 triliun dari 1,27 juta debitur,” paparnya.Bank

Mandiri mencatatkan segmen wholesale masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan kredit dengan peningkatan mencapai 7,93% secara YoY menjadi sebesar Rp 533  triliun pada September 2021. Utamanya didorong oleh kinerja Commercial Banking dan Corporate Banking. 

"Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional yang dilakukan Pemerintah. Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.

Bila dirinci, kredit korporasi Bank Mandiri tumbuh 5,4% yoy dari Rp 346,4 triliun menjadi Rp 365,0 triliun pada kuartal ketiga 2021. Sedangkan kredit komersial melesat 13,9% yoy menjadi Rp 168,3 triliun dari Rp 147,8 triliun di posisi yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Kantongi laba Rp 19,2 triliun, begini kinerja Bank Mandiri sampai kuartal III

“Kita lebih optimis dan agresif wholesale sehingga fokus di kredit korporasi akan terus kita lanjutkan, tapi juga menjaga value chain nasabah wholesale bisa kami layani,” paparnya. 

Bank Central Asia (BCA) juga melihat geliat pertumbuhan kredit korporasi dengan total penyaluran pinjaman senilai Rp 269,89 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Nilai itu tumbuh 7,1% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 251,99 triliun. 

“Saya lihat, kredit korporasi lebih cepat membaik dibandingkan kredit komersil dan UMKM dari segi permintaan kreditnya. Kenaikan plafon jauh lebih cepat, kita optimis ke depan terutama 2022, pasti akan lebih baik,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

Secara keseluruhan, BCA menyalurkan kredit paling banyak ke sektor manufaktur, trading, dan business services. Lalu ke sektor transportasi, agrikultur, dan konstruksi. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini September 2021, kredit BNI tumbuh 3,7% yoy di didorong oleh pertumbuhan di segmen lower risk segment seperti private corporate yang tumbuh 5,2%. 

Baca Juga: Optimalkan Kredit Rumah buat Peserta BP Jamsostek

Bila dirinci, kredit ke corporate private BNI mencapai Rp 175,9 triliun di September 2021, naik 5,2% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 167, 2 triliun. Namun untuk kredit korporasi ke BUMN turun 7,1% yoy dari Rp 112,0 triliun menjadi Rp 104,0 triliun di kuartal ketiga 2021. 

Ia yakin BNI bisa mencapai pertumbuhan kredit secara keseluruhan hingga akhir tahun di level 5% hingga 7% yoy. “Dengan fokus ke segmen yang profil risikonya rendah, dan pada top tier debitur yang menjadi leading market di masing-masing industri,” jelasnya.

Adapun Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga tetap menyalurkan kredit korporasi meski mampu memperbesar porsi kredit UMKM hingga 62,67% dari total portofolio pembiayaan di kuartal ketiga 2021. BRI mencatatkan telah menyalurkan kredit korporasi senilai Rp 181,7 triliun per September 2021. 

Rinciannya, sebanyak Rp 80,9 triliun kepada korporasi BUMN dan senilai Rp 100,8 triliun kepada korporasi non BUMN.

Selanjutnya: Kemenaker terus sosialisasikan manfaat layanan tambahan JHT bagi pekerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×