kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,95   -19,57   -2.09%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi membaik, tren restrukturisasi nasabah multifinance terus turun


Senin, 22 November 2021 / 07:46 WIB
Ekonomi membaik, tren restrukturisasi nasabah multifinance terus turun
ILUSTRASI. WOM Finance


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren nasabah yang mengajukan restrukturisasi multifinance terus melandai. Meskipun demikian, program restrukturisasi kredit ini dinilai masih dibutuhkan beberapa nasabah.

Berdasarkan data OJK, per Oktober 2021, kontrak yang disetujui untuk dilakukan restrukturisasi sudah mencapai 5,19 juta kontrak dengan total outstanding pokok sebesar Rp 169,64 triliun dan bunga sebesar Rp 45,83 triliun. Secara mingguan, jumlah kontraknya pun meningkat 0,41%.

Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B OJK Bambang W. Budiawan mengatakan, tren restrukturisasi sudah menunjukkan tren yang flat sejak memasuki tahun 2021.

"Terlihat dari mayoritas nasabah yang tampaknya mulai kembali mengangsur," kata Bambang, belum lama ini.

Menurut Bambang, program restrukturisasi yang saat ini masih ada merupakan upaya mengoptimalkan kinerja lembaga jasa keuangan, menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Multifinance harapkan kebijakan diskon PPnBM berlanjut pada tahun 2022

Beberapa perusahaan multifinance juga mengaku mengalami tren penurunan pengajuan restrukturisasi yang sama. Seperti PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) yang menguangkan di tahun 2021 ini relatif sudah tidak ada nasabah yang mengajukan restrukturisasi lagi.

Presiden Direktur WOMF Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, di tahun 2020 total restrukturisasi mencapai Rp 1,6 triliun dan saat ini outstanding-nya tinggal Rp 450 miliar.

"Dengan membaiknya kondisi ekonomi seiring membaiknya atau penurunan kasus Covid19,  seharusnya pengajuan restrukturisasi juga akan semakin menurun, " kata dia kepada kontan.co.id, Jumat (19/11).

Menurut Djaja, di tahun 2022 ekonomi akan membaik dan tentunya pengajuan restrukturisasi juga makin berkurang.

Serupa, Clipan Finance juga mengungkapkan bahwa, tren restrukturisasi sudah menurun jauh di tahun ini. Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, restrukturisasi di Clipan dari awal sekitar Rp 3 triliun.

"Kami tetap melihat apakah kustomer yang mengajukan restrukturisasi memenuhi persyaratan. Sesuai Arahan pemerintah hingga Maret 2022. Saat ini beberapa customer sudah masuk restrukturisasi ke 4," jelas Harjanto.

Baca Juga: Pembiayaan multiguna perusahaan multifinance terus melaju

Tren permintaan restrukturisasi di PT CIMB Niaga Finance (CNAF) juga telah menurun secara signifikan.

Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengungkapkan, seiring pemulihan ekonomi dan masyarakat mulai bangkit, tren permintaan restrukturisasi telah menurun cukup signifikan.

"Sampai saat ini hampir semua nasabah CNAF yang mengambil program tersebut telah menyelesaikan periode restrukturisasi sampai di akhir kuartal - 2021. Sehingga sampai saat ini total permintaan restrukturisasi hanya 1% dari total aset kelolaan CNAF," jelas Ristiawan.

Pihaknya pun optimis pengajuan restrukturisasi semakin berkurang seiring kondisi ekonomi yang mulai stabil dan PPKM yang mulai menurun level-nya serta pergerakan bisnis yang mulai menggeliat.

"Kami akan terus mendukung arahan dari pemerintah dan regulator untuk ikut berkontribusi terhadap Negara guna mempercepat pemulihan perekonomian negara dampak dari pandemi Covid-19.  Kami terbuka dalam bekerjasama dengan nasabah untuk mencari solusi terbaik sesuai kebutuhan dan kemampuan nasabah," kata Ristiawan.

Direktur Utama Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja juga menjelaskan, dengan telah mulai pulihnya aktifitas ekonomi masyarakat, berdampak langsung pada tren restrukturisasi MUF saat ini, baik tren restrukturisasi bulanan maupun total outstanding portofolio restrukturisasi.

"Dimana outstanding portofolio restrukturisasi per akhir Oktober 21 telah turun dan tersisa di bawah 12% dari total portfolio MUF," katanya.

Stanley memproyeksikan, tren restrukturisasi tahun depan akan terus menurun seiring semakin pulihnya ekonomi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding tahun ini.

Selanjutnya: Harga Bitcoin hari ini (22/11) masih tren melemah, apakah saatnya beli?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×