kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fee based income BNI dari trade finance tumbuh 25,9% menjadi Rp 2,18 triliun di 2018


Selasa, 19 Februari 2019 / 15:01 WIB
Fee based income BNI dari trade finance tumbuh 25,9% menjadi Rp 2,18 triliun di 2018


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) catatkan pertumbuhan fee based income dari trade finance. Direktur Treasury & International Banking BNI Rico Rizal Budidarmo menyatakan volume transaksi trade finance BNI mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% yaitu dari US$ 40 miliar pada 2017 menjadi US$ 45 miliar pada 2018. 

Pertumbuhan tersebut turut mendorong pertumbuhan fee based income yang bersumber dari trade finance yaitu sebesar 25,9% dari Rp 1,72 triliun pada 2017 menjadi Rp 2,18 triliun pada 2018.

Rico menambahkan bahwa, fee based income yang diperoleh oleh BNI pada 2018 sebesar Rp 2,18 triliun didominasi oleh transaksi ekspor yang sebesar Rp 1,6 triliun. Sedangkan, transaksi impor berkontribusi sebesar 26,6% atau Rp 579 miliar.

Sementara volume transaksi US$45 miliar pada 2018 juga didominasi oleh transaksi ekspor sebesar US$ 26 miliar dan sisanya oleh transaksi impor sebesar US$19 miliar.

Untuk makin menggenjot pertumbuhannya, BNI menerbitkan jaminan uang muka atau advance payment bond dan jaminan pengerjaan atau performance bond kepada cabang luar negeri PT Wijaya Karya Tbk di Myanmar melalui jaringan Kantor Cabang Luar Negeri BNI di negara tersebut.

Penerbitan fasilitas tersebut dimanfaatkan untuk mendukung proyek pembangunan rel kereta api milik Myanmar Railways (MR) di Yangon, Myanmar. Pembangunan proyek sepanjang 45 kilometer ini akan membutuhkan waktu selama 2 tahun.

Rico mengungkapkan bahwa penerbitan jaminan uang muka dan jaminan pengerjaan tersebut tidak terlepas dari kerja sama yang selama ini telah terjalin antara BNI dengan Myanmar Foreign Trade Bank (MFTB). MFTB merupakan bank terbesar milik pemerintah Myanmar.

Rico bilang peran BNI dalam proyek tersebut sangat penting untuk mendukung implementasi integrasi ekonomi di kawasan ASEAN melalui kesepakatan ASEAN Economic Community (AEC).  

"Tidak hanya itu, hasil dari ekspansi bisnis dari proyek tersebut juga akan menjadi salah satu penyumbang devisa bagi Indonesia," ujar Rico dalam keterangan tertulis pada Selasa (19/2).

BNI merupakan salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia dan sebagai bank  dengan jaringan internasional terluas saat ini, di mana BNI  memiliki enam kantor cabang di luar negeri yaitu di  London, Inggris; New York, Amerika Serikat; Singapura; Hongkong; Tokyo, Jepang; Seoul, Korea; 1 sub-branch di Osaka, Jepang, dan 1 kantor perwakilan di Yangon, Myanmar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×