kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fee based menjadi andalan bank di tahun ini


Kamis, 28 Januari 2016 / 10:34 WIB
Fee based menjadi andalan bank di tahun ini


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Beragam cara ditempuh para bankir agar kinerja masih tetap mentereng. Tahun ini, bankir menyandarkan harapan pada pertumbuhan pendapatan komisi (fee based income).

Coba dengar rencana Bank Mandiri. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, pihaknya membidik pertumbuhan pendapatan komisi 15% di sepanjang tahun ini. Tahun lalu, fee based Bank Mandiri sekitar Rp 10 triliun.

Pemasukan komisi itu menyumbang 30% dari total pendapatan Bank Mandiri di sepanjang tahun lalu. Penyumbang terbesar fee based merupakan biaya administrasi dari transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM), disusul foreign exchange dan kartu kredit.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pendapatan bunga kredit masih akan melambat. Atas dasar itulah, Bank Mandiri bakal menggenjot pendapatan komisi. "Pendapatan komisi yang akan naik di tahun ini adalah transaksi di mesin gesek (EDC), mobile banking dan ATM," jelas Kartika, Rabu (27/1).

Senada, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Achmad Baiquni mengatakan, BNI berambisi mendongkrak pendapatan komisi dari transaksi digital banking.  “Kami juga berencana untuk menggenjot fee based dari transaksi trade finance,” ujar Baiquni.

BNI juga berharap bisa menggenjot bisnis asuransi di bank atau bancassurance melalui anak usaha baru. Bisnis bancassurance baru menyumbang porsi sebesar 5% terhadap total pendapatan komisi.

Country Head Retail Banking Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra mengatakan, pihaknya bakal menggenjot pendapatan komisi dari segmen bisnis kartu kredit dan layanan nasabah tajir (wealth management). “Diharapkan tahun ini kontribusi wealth management bisa naik setelah tahun lalu flat,” ujar Lanny.

Senada, OCBC NISP memasang target pertumbuhan fee based jauh lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan kredit. OCBC NISP membidik pertumbuhan pendapatan komisi sebesar 25%-30% di sepanjang tahun ini.

OCBC NISP memacu fee based dari kanal elektronik perbankan  (e-channel) yang berkontribusi 8%-9% terhadap total pendapatan komisi. Aksi terbaru, OCBC NISP menggandeng UnionPay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×