Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Potensi perkembangan pelaku industri penyedia jasa keuangan berbasis digital atau FinTech dinilai tinggi. Hal ini didorong oleh potensi pasar yang terbilang besar.
Menurut Chief Execituve Officer PT Mitrausaha Indonesia Group, Reynold Wijaya, kesenjangan antara andanya kebutuhan dan penawaran jasa keuangan masih cukup besar di Indonesia. Dengan kemampuan yang lebih leluasa, dengan akses teknologi yang lebih tinggi, celah ini bisa dimanfaatkan oleh pemain FinTech.
Perusahaan yang memiliki merek dagang Modalku ini juga melihat potensi serupa. Khususnya di segmen pembiayaan bagi UMKM. "Banyak UMKM yang belum bankable meski potensinya bagus. Kita tahu di perbankan aturannya kan lebih ketat," kata dia, Selasa (19/4).
Di negara berkembang seperti Indonesia, dia menilai, ada gap yang cukup besar dalam kontribusi UMKM bagi PDB dibanding di negara maju. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya akses dalam pendanaan sehingga pertumbuhan industri pun jadi terhambat.
Kesulitan dalam mengakses dana dari sumber konvensional ini, menurut dia banyak terjadi pada UMKM dengan omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 100 juta saban bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News