Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Namun, kata Ivan penyaluran pinjaman usaha di luar Pulau Jawa juga terus mengalami peningkatan seperti di Kalimantan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara. Apalagi wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa tersebut memiliki banyak proyek di sektor yang banyak disasar Akseleran selama ini, yaitu di sektor energi, oil & gas, dan pertambangan.
Menurut Ivan, tren pinjaman fintech hingga akhir tahun masih terus berlanjut untuk tumbuh meski pandemi covid-19 masih belum berakhir. Hal ini sejalan dengan harapan membaiknya perekonomian karena program pemerintah yang secara masif menyelenggarakan vaksin di seluruh Indonesia.
"Untuk di Akseleran sendiri, pertumbuhan kinerja penyaluran pinjaman usaha akan dibarengi dengan membaiknya kualitas pinjaman berupa rasio kredit macet (non performing loan/NPL) yang selalu dijaga tetap rendah di bawah 1%. Tercatat, hingga pertengahan Juni 2021, rasio NPL Akseleran berada di angka 0,1% dan menjadi salah satu NPL terendah di industri Fintech P2P Lending di Indonesia," jelas Ivan.
Ivan menambahkan, untuk tahun 2021, Akseleran menargetkan total pinjaman usaha sebesar Rp 2 triliun sampai dengan akhir tahun yang didukung oleh lebih dari 150 ribu pemberi dana pinjaman (lender) yang tersebar dari Aceh hingga Papua dan 17 institutional lender lebih.
Asal tahu saja, Hingga Mei 2021, outstanding pinjaman industri fintech lending tercatat telah mengalami pertumbuhan dan nilainya mencapai Rp 21,75 triliun atau mencatatkan pertumbuhan baki debet pembiayaan cukup signifikan sebesar 69,1% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 12,86 triliun.
Selanjutnya: Pinjol legal hanya bisa akses 3 data konsumen ini, selain itu dipastikan ilegal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News