Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings Indonesia mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) di level A dengan prospek stabil.
Peringkat Nasional Jangka Panjang A menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah dibandingkan dengan emiten atau surat utang lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Selain itu Fitch juga menegaskan Peringkat Jangka Pendek Nasional Bank Maluku Malut di F1+. Peringkat ini mengindikasikan kapasitas terkuat untuk pembayaran komitmen keuangan secara tepat waktu relatif terhadap emiten atau obligor lain di negara yang sama.
Di bawah skala Peringkat Nasional agensi, peringkat ini diberikan kepada risiko gagal bayar terendah relatif terhadap yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Jika profil likuiditas sangat kuat, tanda + ditambahkan pada peringkat yang diberikan.
Baca Juga: Semester I-2023, Penyaluran Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri Capai Rp 242 T
Peringkat Nasional Bank Maluku Malut mencerminkan pandangan Fitch terhadap kemungkinan yang sangat kecil bahwa bank akan menerima dukungan luar biasa dari pemerintah pusat, jika diperlukan.
Pemegang saham terbesar Bank Maluku Malut adalah Pemerintah Provinsi Maluku dengan kepemilikan saham sebesar 40,6%. Sisanya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan berbagai pemerintah kota dan kabupaten di kedua provinsi tersebut.
Selain itu dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) pada Bank Maluku Malut tercermin dari para pemegang sahamnya, dimana pemegang saham terbesarnya adalah Pemerintah Provinsi Maluku, hal ini karena kontribusi bank terhadap perekonomian daerah sangat besar dan peran bank sebagai bendaharawan pemerintah daerah serta sumber pendapatan yang penting.
Fitch menyebut bank ini memiliki pangsa pasar kredit dan simpanan yang cukup besar di provinsi Maluku, masing-masing sekitar 17% dan 13% pada tahun 2022.
Namun demikian, Fitch menyatakan kepentingan sistemik Bank Maluku Malut yang sangat rendah, dengan pangsa pasar berbasis aset nasional hanya sebesar 0,1%, membatasi kecenderungan dukungan tersebut.
Fitch meyakini pemerintah Indonesia (BBB/Stable) memiliki kemampuan yang moderat untuk mendukung bank-bank di Indonesia mengingat ukuran sistem perbankan yang kecil, dengan salah satu rasio aset perbankan terhadap PDB yang paling rendah, dan fleksibilitas keuangan yang moderat untuk peringkat pemerintah.
Baca Juga: MNC Bank Catat Kenaikan Laba 13,89% pada Kuartal II 2023
Hal ini diimbangi dengan proporsi aset yang tinggi di bawah bank, yang pada akhirnya akan bergantung pada dukungan pemerintah pada saat terjadi krisis.
Profil kredit Bank Maluku Malut yang berdiri sendiri tidak mendorong peringkatnya dan mencerminkan waralaba yang kecil, yang membatasi kemampuannya untuk menghasilkan volume bisnis, dan profil risiko yang memperhitungkan standar penjaminan yang lemah di luar bisnis intinya yaitu kredit berbasis gaji dan pensiun.