Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi membuat dunia usaha kembali menjalankan bisnis usaha. Hal ini meningkatkan kebutuhan kredit modal kerja di perbankan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan kredit modal kerja secara bank only 14,3% year on year (yoy) menjadi Rp 489,03 triliun per September 2021.
Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, menyatakan mayoritas kredit modal kerja disalurkan pada segmen mikro. Ia menyatakan BRI optimistis menilai prospek kredit modal kerja ke depan.
"Mengingat saat ini kondisi ekonomi sudah berangsur normal akibat melandainya pandemi. Selain itu, optimisme BRI didasari oleh keberadaan Holding Ultra Mikro yang menjadi sumber pertumbuhan baru perseroan. Secara umum, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 8%-10% yoy di tahun 2022,” jelasnya Kontan.co.id pada pekan lalu.
Baca Juga: Bank Raya Indonesia (AGRO) catatkan kerugian Rp 1,85 triliun di September 2021
Bank bersandi saham BBRI ini telah menyalurkan kredit secara konsolidasi senilai Rp 1.026,42 triliun hingga September 2021. Nilai itu tumbuh 9,74%% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu.
“Kredit ini ditopang oleh kredit UMKM yang tumbuh 12,5% yoy menjadi Rp 848,6 triliun. Sehingga porsi kredit UMKM di BRI terus naik menjadi 82,67% terhadap total portofolio kredit,” jelasnya.
Apabila dirinci per segmen, penyaluran kredit mikro BRI tercatat Rp 464,66 triliun, kredit konsumer sebesar Rp 147,16 triliun, kredit kecil dan menengah Rp 236,77 triliun dan kredit korporasi Rp 177,83 triliun.
Sunarso menyatakan BRI bisa menjaga kualitas aset yang tecermin dari rasio non performing loan (NPL) di level 3,28%. Dengan pencadangan NPL atau NPL Coverage mencapai 252,94%. Pencadangan itu ditetapkan dengan pertimbangan restrukturisasi yang terus melandai.
Baca Juga: Harga saham BBRI & BBCA kompak menguat pada perdagangan bursa Jumat (19/11)