kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Fraud marak, AAF akan membuat rating


Senin, 06 Juni 2011 / 09:10 WIB
ILUSTRASI. Pesan kamar hotel mulai dari harga Rp 200.000 lewat Santika Online Travel Fair. Dok: Hotel Santika Depok.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kejahatan atau fraud di industri perbankan terjadi di semua kelompok bank. Tak peduli bank besar, menengah ataupun asing. Penyakitnya hampir sama, yakni selalu melibatkan orang dalam dan lemah dalam pengawasan internal.

Pelaku industri perbankan berupaya keras memperbaiki kondisi tersebut. Setelah menggulirkan ide pembentukan database kejahatan di perbankan serta para pelakunya, mereka kini berencana melakukan pemeringkatan risiko fraud masing-masing bank.

Pemeringkatan ini akan dilakukan oleh Lembaga pemeringkat Asia Pacific Anti Fraud (AAF).

Kusuma Chandra, Founder and Chairman AAF, mengatakan, rating ini bermanfaat bagi nasabah dan bank. Nasabah menjadi lebih mudah memilih bank yang aman. Sementara bank bisa mengukur efektivitas sistem manajemen anti-fraud mereka.

Kusuma menargetkan, hasil rating ini akan terlihat di bulan Agustus 2011 mendatang. Proses pembuatannya mulai dari pengajuan pertanyaan, audiensi dan skoring. Pihak AAF akan menyodorkan daftar pertanyaan kepada bank, termasuk manajemen sistem anti fraud. Jawaban mereka menjadi dasar penilaian.

Masing-masing pertanyaan dan jawaban memiliki nilai. Dalam proses penjurian, AAF akan melibatkan akademisi. "Saat penjurian, bank akan kami panggil untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jadi, bank mana saja yang mendapat rating fraud terendah atau tertinggi akan terlihat," kata Kusuma kepada KONTAN, Minggu (4/6).

Pengumuman hasil pemeringkatan ini diharapkan menjadikan publik mengetahui tingkat fraud di perbankan.

Sayangnya, Kusuma tidak menjelaskan biaya kegiatan ini dan fee dari setiap bank. Ia juga tak menerangkan cara AAF meyakinkan perbankan untuk mengikuti rating ini. Maklum, pemeringkatan tersebut bukan kewajiban. Tapi ia mengklaim, sejumlah bank besar sudah siap berpartisipasi.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia, menyambut baik upaya tersebut. Menurutnya, pemeringkatan bisa memudahkan pemantauan terjadinya fraud di perbankan. "Kan nanti ketahuan. Kalau niatnya baik kan kita harus dukung," ujarnya.

Himawan E. Subiantoro, Senior Vice President Complience Group Bank Mandiri, mengatakan, rating fraud ini bisa menjadi alat bagi bank untuk berkaca dan melakukan evaluasi. "Saya rasa ini bagus, bank memang harus melakukan evaluasi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×