Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, Bob Tyasika Ananta, Direktur Manajemen Risiko BNI menuturkan tantangan menjaga kualitas di 2019 sangat sengit. Namun, jika melihat tren NPL perseroan saat ini masih terjaga rendah di 1,8% hingga akhir semester I 2019. Hingga penghujung tahun, bank berlogo 46 ini memproyeksi NPL maksimal akan ada di 2%.
"Semester I 2019, NPL dapat kami jaga sesuai guidance. Sedikit di bawah 2%," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).
Pun manajemen risiko BNI cukup merata di seluruh segmen kredit. Ke depan, pihaknya pun tetap memfokuskan ekspansi kredit ke nasabah berkualitas. BNI juga sudah mempertebal rasio pencadangan sebanyak 156,5% per akhir Juni 2019, naik 6,3% secara tahunan.
Baca Juga: Fitch Ratings kembali pangkas peringkat utang anak usaha Duniatex Group
Sementara terkait Duniatex, Bob sebelumnya mengatakan eksposurĀ perseroan ke perusahaan tekstil tersebut mencapai Rp 459 miliar. Status kredit debiturnya menurut Bob berpotensi ditingkat menjadi pra-kredit macet dari saat ini kolektibilitas 1.
Setali tiga uang, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja bilang saat ini risiko kredit belum membaik karena kondisi makro belum sesuai harapan.
Pihaknya pun memandang, ruang gerak NPL ke level yang lebih tinggi cukup terbuka. Guna mengantisipasi hal itu, perseroan pun sudah lebih berhati-hati dan telah memupuk rasio pencadangan hingga mencapai 200% di semester I 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News