kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Gandeng e-commerce agar jangkauan KUR perbankan bisa lebih luas


Senin, 01 Februari 2021 / 14:52 WIB
Gandeng e-commerce agar jangkauan KUR perbankan bisa lebih luas
ILUSTRASI. Perbankan penyalur KUR menggandeng e-commerce agar jangkauan KUR perbankan bisa lebih luas.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank penyalur kredit usaha rakyat (KUR) sejak tahun lalu menggandeng perusahaan e-commerce untuk memperluas jangkauan penerima KUR.

Ambil contoh, Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sejak Mei 2020 lalu membuka akses pengajuan KUR melalui kanal online dengan menggandeng Shopee dan Tokopedia.

Malah pada September 2020, pemerintah kemudian menggandeng e-commerce dan bank dalam penyaluran KUR secara digital demi membantu pelaku UMKM terdampak Covid-19.

Kehadiran program tersebut nyatakan menguntungkan banyak pihak. Dengan menggandeng e-commerce, perbankan bisa mendapatkan informasi dan memantau perkembangan bisnis mitra setelah mendapatkan kucuran KUR. Bahkan, pemantauan bisa dilakukan setiap hari.

Baca Juga: Pencairan bantuan produktif usaha mikro di BRI diperpanjang hingga 18 Februari 2021

Terlebih, e-commerce dinilai memiliki keunggulan dibandingkan bank. Bermodalkan big data dan kecerdasan buatan, metode penilaian kredit menjadi lebih akurat. Informasi mengenai jumlah penghasilan serta pola transaksi tercatat dengan rapi serta lengkap.

“Pemanfaatan big data dalam melakukan analisa kelayakan kredit tentu kami harapkan dapat menurunkan potensi kredit macet,” kata Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto kepada Kontan.co,id, Kamis silam (7/1).

Misalnya saja, dalam skema penyaluran KUR, Shopee adalah perpanjangan tangan dari pemerintah dan bank yang merupakan pihak penentu dari keabsahan calon penerima. Sementara kriteria debitur ditetapkan oleh bank dan pemerintah.

“Shopee dapat memberikan eksposur kredit yang sesuai kepada para pengusaha mikro. Tentunya dari eksposur yang diberikan, kami harap dapat menjangkau semakin banyak lagi calon debitur untuk berpartisipasi dalam program ini,” jelas Direktur Shopee Indonesia Christin Djuarto.

Berkat inovasi tersebut, BRI bisa dengan cepat menyalurkan KUR sekaligus memudahkan akses pendanaan bagi pelaku usaha. Sepanjang tahun 2020 lalu, BRI berhasil menyalurkan KUR digital senilai Rp 4,7 miliar dari platform Gojek, Grab, Tokopedia, dan Shopee.

Tak mau kalah, BNI juga menggandeng Shopee dan Bukalapak untuk mempercepat penyaluran KUR secara daring pada tahun lalu. Bank pelat merah ini mencatatkan total penyaluran KUR Rp 21,3 triliun. Dari situ kontribusi mitra e-commerce masih kecil.

“Ke depan kerjasama dengan fintech dan e-commerce menjadi salah satu strategi utama BNI untuk menjangkau market yang lebih luas dengan proses secara digital,” terang General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI Bambang Setyatmojo.

Dengan kerja sama itu, Shopee Indonesia berhasil menjaring ribuan pengusaha mikro melalui paltformnya. Tak puas sampai situ, e-commerce yang berkantor pusat di Singapura ini masih berhasrat untuk melanjutkan kolaborasi dengan pemerintah dan perbankan.

Baca Juga: Pencadangan perbankan pada 2021 tak akan setinggi tahun lalu



TERBARU

[X]
×