kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Garap pelabuhan peti kemas, Bank DKI tingkatkan status kantor


Kamis, 03 November 2011 / 09:40 WIB
Garap pelabuhan peti kemas, Bank DKI tingkatkan status kantor
ILUSTRASI. Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020). Manfaatkan kenaikan IHSG, asing obral saham-saham ini Rabu (16/12).


Reporter: Mona Tobing, Nurul Kolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Perkembangan bisnis di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Timur, memikat hati manajemen PT Bank DKI. Mereka terdorong untuk meningkatkan status dua kantor kasnya di kawasan tersebut menjadi kantor cabang. Dengan langkah ini, bank milik Pemprov DKI Jakarta ini berharap bisa meningkatkan penyaluran kredit, pendanaan dan memfasilitasi transaksi perusahaan.

Di kawasan ini terdapat 150 perusahaan peti kemas dengan total pegawai mencapai 80.000 orang. Aktivitas mereka berorientasi ekspor impor, seperti pengiriman barang dan pengurusan dokumen.

Bank DKI melihat ada potensi pemberian kredit bagi perusahaan dan karyawan, pengelolaan arus kas dan transaksi ekspor impor. "Apalagi ada kebijakan devisa ekspor yang mewajibkan eksportir bertransaksi lewat bank devisa dalam negeri, ini peluang besar," kata Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, Rabu (2/11).

Jika masih berstatus kantor kas, bank memiliki keterbatasan memberikan pelayanan tertentu. Bisa dibilang hanya melayani setoran dan tarik tunai. Dengan status kantor cabang, bank bisa memberikan kredit, transaksi, pembiayaan dagang hingga penukaran uang. "Kebetulan bisnis kantor kas kami di sini tumbuh signifikan. Dana murah kami akan bertambah dengan adanya kehadiran cabang di KBN," kata Eko, tanpa menyebut angka.

Bank DKI menargetkan dana pihak ketiga (DPK) akan bertambah 20% sampai akhir tahun. Hingga Oktober, penghimpunan DPK telah mencapai Rp 17 triliun, tumbuh 11% dibandingkan bulan sebelumnya. "Tahun ini kami fokus pembiayaan struktur dana. Deposito kami tekan dengan giro dan tabungan," katanya. Cara ini efektif. Selama setahun terakhir, deposito turun 11% dan tabungan melonjak 25%.

Dengan beroperasinya kantor cabang di KBN, manajemen menargetkan kredit mencapai Rp 11,7 triliun pada akhir tahun. Artinya, ada tambahan kredit baru senilai Rp 1,6 triliun dari posisi akhir September 2011 senilai Rp 10,1 triliun. Jadi, tumbuh 15,8% dalam satu kuartal. Jika dihitung selama setahun atau year on year, Bank DKI membukukan kenaikan kredit 27%.

Bukan hanya Bank DKI yang kepincut dengan bisnis di pelabuhan. PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, sudah membiayai pengelola pelabuhan yakni PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), perusahaan ekspedisi, pelaku ekspor impor, hingga pelaku UMKM yang bergerak di pintu masuk barang dari laut tersebut. "BRI unit kami di Tanjung Priok rata-rata melayani 400 transaksi per hari," kata Sekretaris Perusahaan Muhammad Ali.

Dari sisi penyaluran kredit, hingga akhir September 2011, BRI telah menyalurkan kredit Rp 60 miliar ke pelaku UMKM yang beroperasi di pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah tersebut, menurut Ali, tumbuh 25% dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Dari sisi pendanaan, bank memperoleh dana murah karena kebanyakan nasabah di sana menyimpan dalam bentuk giro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×