kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gempa Jepang tidak goyang industri pembiayaan elektronik nasional


Selasa, 15 Maret 2011 / 06:23 WIB
Gempa Jepang tidak goyang industri pembiayaan elektronik nasional
Konsultasi kulit dan belanja produk kecantikan bisa langsung lewat layanan start up Callista. DOK Callista.co.id


Reporter: Christine Novita Nababan, Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Jepang dapat dipastikan tidak akan menggoyang industri pembiayaan elektronik nasional. Walaupun, produksi elektronik negeri sakura itu berpotensi melorot drastis.

Maklum, pasalnya, lini bisnis penyaluran pembiayaan elektronik dalam negeri sama sekali tidak mengandalkan produksi impor dari Jepang. FIF Spektra misalnya. Unit usaha dari PT FIF itu mengklaim, hingga saat ini, belum ada dampak langsung terhadap pembiayaan elektronik FIF Spektra terkait musibah di Jepang. “Selama ini, barang elektronik yang diperoleh FIF Spektra berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) pabrikan dalam negeri,” ujar Direktur Utama FIF Spektra Darwan Tirtayasa kepada KONTAN, Senin (14/3).

Artinya, lanjut Darwan, sepanjang ATPM pabrikan dalam negeri mampu melakukan supply barang elektronik sesuai permintaan pasar, pihaknya mengaku tidak khawatir. Lagi pula, sekitar 40% portofolio bisnis perusahaan terbagi-bagi untuk penyaluran pembiayaan perangkat rumah tangga (home appliances), furnitur, dan sisanya 60% mengalir ke pembiayaan elektronik.

Karenanya, pihaknya tetap optimistis menyasar target pembiayaan tahun ini mencapai Rp 2,25 triliun atau dipatok tumbuh sekitar 80% dari pencapaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,3 triliun. Pertumbuhan itu nantinya akan didorong dari tingginya permintaan pasar, terutama momen hari raya Idul Fitri.

Tidak hanya itu, multifinance anak usaha PT Astra International Tbk itu juga mengandalkan permintaan pasar dari basis data nasabah FIF yang tercatat kurang lebih 5 juta orang, dengan nasabah aktif sebanyak 2,7 juta orang. “Termasuk memanfaatkan 500 jaringan kantor pemasaran yang sudah ada dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Darwan.

Hal senada disampaikan Business Relation Head Finansia Multi Finance Mia Christy. Menurut dia, kendati produksi elektronik dari Jepang bakal mengalami penurunan, efeknya tidak akan menendang industri pembiayaan elektronik nasional.

Apalagi, aktivitas usaha pembiayaan elektronik Finansia Multi Finance hanya berkisar 20% dari total bisnis perusahaan. Sedang sisanya, 80% tercatat didominasi oleh penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor roda dua, roda empat, dan kredit pemilikan rumah (KPR). “Itu berarti, 20% pembiayaan elektronik masih bisa tergarap dengan baik meski terjadi penurunan produksi di Jepang akibat musibah gempa dan tsunami,” terang Mia.

Asal tahu saja, multifinance yang populer dengan sebutan kredit Plus tersebut optimistis mematok peningkatan penyaluran pembiayaan elektronik tahun ini dari Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Hitung punya hitung, itu berarti kenaikan sampai 100% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya sekitar Rp 500 miliar.

Mia mengungkapkan, peningkatan pembiayaan elektronik tersebut bakal didongkrak terutama dari rencana perusahaan melebarkan sayap bisnis hingga ke wilayah-wilayah potensial di Indonesia melalui pembukaan sejumlah kantor cabang dan pemasaran. “Yang pasti, jumlahnya tidak akan mencapai 30 unit,” imbuh Mia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×