kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

GMRA dorong peningkatan transaksi repo


Jumat, 29 Januari 2016 / 12:16 WIB
GMRA dorong peningkatan transaksi repo


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Keberadaan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang memperjelas standarisasi transaksi repo bagi lembaga jasa keuangan, membuka peluang baru bagi sumber likuiditas perbankan. Bank dengan likuiditas berlebih dapat membantu bank lainnya melalui transaksi repo dengan underlying surat utang.

Selama ini, transaksi repo di Indonesia dilakukan dengan mekanisme maupun perjanjian yang berbeda-beda, baik antar sektor maupun pelaku serta terdapat beberapa permasalahan dalam implementasinya. Dan dalam GMRA ini, termuat prinsip keharusan adanya perpindahan kepemilikan dalam setiap leg transaksi repo, pemeliharaan margin, dan penanganan kegagalan.

Menanggapi hal ini, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) berpendapat, GMRA jadi semacam payung bagi perbankan yang melakukan transaksi repo. "Karena sudah ada kesepakatan, maka transaksi repo semakin efisien," tutur Jahja, Jumat (29/1).

Jahja mencontohkan, misalnya ada satu bank yang punya obligasi jatuh tempo dalam kurun waktu tertentu dan sedang membutuhkan likuiditas. Bank tersebut bisa memberikan portofolio obligasinya ke bank lain sebagai jaminan untuk mendapatkan tambahan likuiditas.

Jahja pun meyakini, jika tahun ini likuiditas ketat, maka transaksi repo akan marak. Dan BCA, lanjut Jahja, siap memberikan likuiditas bagi bank yang memerlukan.

"Karena selama ini, kami justru yang lebih banyak beli repo atau memberi likuiditas ke bank lain," ujar Jahja. Sayang, Jahja tak mengetahui persis nilai transaksi repo BCA.

Pahala N. Mansury, Direktur Tresuri Bank Mandiri menambahkan, keberadaan GMRA dengan standarisasi yang baik memperjelas kepemilikan surat berharga yang jadi underlying. Selain itu, hak-hak yang bertransaksi pun semakin jelas.

Pahala juga menyampaikan, transaksi repo tak cuma mendukung likuiditas perbankan saja. "Melainkan bisa dukung likuiditas surat berharga yang lebih baik lagi," imbuh Pahala.

Pada 2015, Bank Mandiri mencatat transaksi repo sebesar Rp 39 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 37 triliun. Dia pun yakin, adanya GMRA bisa terus meningkatkan nilai transaksi repo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×