Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi kartu kredit tahun ini diramal tak akan menunjukan pertumbuhan yang signifikan ketimbang tahun lalu. Kehadiran pemain financial technology (fintech) jadi salah satu alasannya.
General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha menilai pertumbuhan transaksi kartu kredit tahun ini tak akan berbeda jauh dari realisasi 2018. "Untuk 2018, data Desember belum dirilis tapi secara umum volume dan nominal kami prediksi bertumbuh 5%. Untuk tahun ini juga diprediksi pertumbuhannya akan sama," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (10/1).
Ia mengakui makin maraknya alternatif sistem pembayaran di pasaran menjadi tantangan yang mesti dihadapi. Terutama dari produk-produk yang dikeluarkan fintech.
Guna tetap menyokong likuiditas, Steve bilang meski sistem pembayaran makin variatif, namun sumber dana bisa tetap dikelola perbankan.
"Misalnya e-wallet, bisa aja masyarakat menggunakan produk yang dirilis fintech, tetapi sumber dananya tetap dari perbankan seperti debit dan kredit. Jadi seperti dompet yang berisi uang tunai, kartu debit, kredit. Ke depan e-wallet bisa berisi e-money, debit account, dan kredit account," jelasnya.
Sementara dari data Bank Indonesia, sepanjang 2018 hingga November nominal transaksi menggunakan kartu kredit mencapai Rp 284,06 triliun. Capaian tersebut meningkat 5% secara year on year dibandingkan posisi yang sama pada tahun lalu dengan nominal transaksi Rp 270,53 triliun.
Sedangkan secara volume, dalam periode yang sama pada 2018 terjadi 307,7 juta kalo transaksi. Jumlah ini tumbuh 3,2% dibandingkan November 2017 yang mencetak jumlah transaksi sebanyak 298,15 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News