Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelum memutuskan untuk menghentikan operasi, Vice President PT Bank Rabobank Indonesia Soemenggrie Jongkamto menyatakan sempat menawarkan perseroan untuk dilego ke investor. Sayangnya, tak investor yang berminat hingga akhirnya Rabobank memutuskan untuk menghentikan operasi.
Meski demikian, ia mengaku jika kini perseroan masih membuka peluang jika ada investor yang berminat melakukan merger atau akuisisi.
Baca Juga: BCA tegaskan keseriusan berekspansi ke sektor fintech
“Kami tak menutup kemungkinan jika ada investor yang mau datang. Namun fokus kami saat ini memang terkait penutupan,” kata Soemenggrie di hadapan Komisi XI DPR, Kamis (5/12).
Aksi penutupan Rabobank Indonesia sendiri dijelaskannya merupakan sebuah keputusan strategis dari induknya di Belanda. Hal serupa juga dilakukan untuk unit bisnis Rabobank di Irlandia, Polandia, dan Amerika Utara.
Aksi penutupan besar-besaran unit bisnis Rabobank di luar Belanda disebabkan kurang efektifnya strategi diversifikasi bisnis yang dilakukan pada 2004. Kala itu, Soemenggrie bilang Kantor Pusat di Belanda memutuskan untuk masuk ke segmen komersial dan ritel.
Sejumlah unit bisnis Rabobank di luar Belanda kemudian membentuk divisi komersial dan ritel. Termasuk di Indonesia, yang kala itu bahkan sempat mengakuisisi dua bank untuk ekspansi di bisnis komersial dan ritel.
Baca Juga: Godok aturan main insurtech, ini yang akan bakal diatur OJK
Sayangnya karena ada krisis ekonomi pada 2008, manajemen di Belanda meminta unit bisnis luar negeri kembali ke bisnis intinya di segmen food and agri, dan menutup segmen komersial dan ritel.
“Waktu managing board memutuskan untuk kembali ke bisnis inti, kami sudah menawarkan ke investor. Sayangnya itu tak berhasil, karena berbagai alasan. Ada yang bilang kami terlampau kecil, dan kompleks, tidak komplementer dengan bisnis investor, atau harga unreasonable,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News