kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Himbara pilih dirikan switching sendiri


Senin, 20 Juni 2016 / 12:40 WIB
Himbara pilih dirikan switching sendiri


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank-bank pelat merah yang tergabung di Himpunan Bank milik Negara (Himbara) sudah berketetapan hati membatalkan niat mengakuisisi PT Artajasa Pembayaran Elektronis. Alasannya, Artajasa mematok harga jual terlampau mahal.

Sumber KONTAN berbisik, Artajasa meminta harga akuisisi mencapai Rp 5 triliun. Angka ini jauh di atas bujet yang disiapkan Himbara sebesar Rp 500 miliar.

Sebagai gantinya, Himbara memulai proses mendirikan perusahaan switching. Target Himbara, perusahaan switching ini bisa resmi beroperasi tahun depan. Sebelumnya, Himbara bakal mengintegrasikan jaringan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) anggota Himbara.

Saat ini, empat bank Himbara yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki total ATM sebanyak 60.000 mesin.

Menurut Sis Apik Wijayanto, Direktur Konsumer BRI, tahap awal pendirian switching dimulai dengan menunjuk bank jangkar atau anchor bank. Prosesnya sudah berjalan 50% dan direncanakan kelar sebelum Oktober 2016.

Anchor bank ini yang bertugas mengelola perusahaan switching hasil integrasi ATM bank Himbara dengan sistem host to host,” ujar Sis Apik kepada KONTAN, akhir pekan lalu, (17/6). Ia menambahkan, tantangan utama membuat perusahaan switching adalah membangun sendiri sistem sendiri dan melakukan integrasi dari empat sistem host to host bank peserta Himbara. Namun, pendirian perusahaan switching jauh lebih murah ketimbang mengakuisisi Artajasa.

Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob T. Ananta menambahkan, bank Himbara akan mengintegrasikan mesin gesek (EDC) sebelum menggabungkan sistem ATM. Bob menyebut, akan ada 10.000 EDC yang terintegrasi sebelum Oktober 2016.

Sis mengatakan, biaya integrasi menghabiskan sekitar Rp 10 juta - Rp 15 juta per unit ATM. Dus, integrasi 10.000 ATM menguras biaya hingga Rp 150 miliar. Integrasi ATM Himbara dimulai akhir 2015 dengan mengoneksikan 50 unit ATM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×