kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Artajasa batal diakuisisi Himbara


Senin, 28 Maret 2016 / 10:48 WIB
Artajasa batal diakuisisi Himbara


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah memberi sinyal kemungkinan batalnya rencana Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) mengakuisisi PT Artajasa Pembayaran Elektronis, pemilik jaringan ATM Bersama. Himbara pun menyiapkan skenario lain, yakni mendirikan perusahaan switching ATM sendiri.

Asal tahu saja, akuisisi Artajasa tersebut sebagai bagian dari proses konsolidasi anjungan tunai mandiri (ATM) bank BUMN. Artajasa dibidik karena perusahaan switching ini mempunyai 80 bank anggota dan sebanyak 75% transaksi Artajasa dilakukan bank anggota Himbara.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, sejauh ini negosiasi dengan Artajasa masih alot dan belum ada titik temu. “Jadi terus terang, kami bicara dengan Artajasa, tapi kelihatannya pembicaraan belum memberikan hasil,” kata Rini, akhir pekan lalu.

Menurut Rini, dengan mendirikan perusahaan switching sendiri akan lebih mempermudah integrasi mesin electronic data capture (EDC) bank-bank BUMN. Ia menargetkan, pada bulan Mei mendatang, pihaknya telah mengantongi izin perusahaan switching dari Bank Indonesia (BI) dan akhir 2016 akan diluncurkan. “Jadi April kami meminta waktu Gubernur BI agar dapat diberikan izin untuk Himbara,” imbuh Rini.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya bersama anggota Himbara tengah melakukan evaluasi terhadap perusahaan switching. “Jadi indikasi awal sudah ada dan kami menunggu konsultan, Jadi belum sampai tahap keputusan final apakah akan membangun sendiri atau akan melanjutkan,” kata Achmad Baiquni.

Himbara sendiri memang telah memberikan mandat kepada perusahaan konsultan Deloitte untuk menghitung valuasi wajar perusahaan switching yang bakal Himbara akuisisi. Kalkulasi tersebut nantinya digunakan sebagai perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk mengakuisisi perusahaan atau mendirikan perusahaan sendiri.

Yang pasti, perusahaan switching Himbara digadang-gadang sebagai prinsipal lokal sistem pembayaran atau national payment gateway (NPG). Saat ini, cetak biru NPG masih digodok Bank Indonesia (BI).

Tambah 800 ATM

Ketua Himbara Asmawi Syam mengatakan, konsolidasi ATM bank BUMN terus berjalan. Pada tahap kedua, sekitar 800 mesin ATM bertajuk Himbara Link Merah Putih akan dikonsolidasikan. Masing-masing bank BUMN menyumbang 200 mesin ATM.

Pada peluncuran tahap pertama lalu, baru sebanyak 50 ATM yang sudah saling interkoneksi. Menurut Asmawi, sebelum melakukan penambahan, pihaknya akan mengevaluasi kinerja 50 ATM Himbara yang sudah ada.  Himbara juga akan menentukan titik lokasi strategis agar lebih efektif. ”Jadi di mana ada ATM yang mengumpul, kami satukan saja,” kata dia.

Untuk penambahan jaringan ATM Himbara tersebut, kata Asmawi, pihaknya menggandeng Artajasa. Himbara dan pemilik ATM Bersama itu akan menggunakan jasa konsultan untuk penambahan ATM Himbara. 

Himbara menargetkan, pada akhir Maret ini hasil evaluasi ATM Himbara yang sudah beroperasi telah selesai. Dengan begitu, penambahan ATM Himbara bisa segara dilakukan lagi.

Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sinkronisasi teknologi informasi untuk konsolidasi ATM tersebut. Ia bilang, konsolidasi ini akan dilakukan secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×