Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
“Kami telah meningkatkan loan loss reserve berdasarkan kondisi underlying nasabah, hampir mencapai 60% per September 2021 untuk seluruh eksposur kredit Garuda Group. Meningkat 8% pada Desember 2020,” ujar David Pirzada, Direktur Manajemen Risiko BNI dalam Analyst Meeting kuartal III-2021 belum lama ini.
Ia menambahkan, khusus untuk induk perusahaan yakni Garuda Indonesia, BNI telah menyiapkan provision coverage hingga mencapai 100%. Kendati demikian, BNI sudah berhasil menurunkan non performing loan (NPL) menjadi 3,8% di Desember 2021. Turun 0,5% dibanding posisi Desember 2020 di level 4,3%.
“BNI juga terus melakukan pemantauan dan assessment yang ketat untuk mengetahui kondisi debitur kami dan memberikan support untuk debitur yang mengalami kesulitan di masa pandemi ini,” jelasnya.
Secara keseluruhan kondisi kualitas portfolio BNI lebih baik dibanding tahun 2020 tercermin dari menurunnya rasio loan at risk (LAR) dari 28,7% di Desember 2020 jadi 25,2% di September 2021. BNI juga terus meningkatkan NPL coverage ratio yang naik dari 182% di Desember 2020 menjadi 227% di September 2021.
Asal tahu saja, Bank BNI menyalurkan kredit korporasi senilai Rp 279,9 triliun hingga September 2021. Naik tipis 0,25% yoy dibanding posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 279.2 triliun.
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyatakan kinerja kredit bank itu didorong oleh pertumbuhan di segmen lower risk segment. Salah satunya kredit private corporate, tumbuh 5,2% yoy. Kredit ke corporate private BNI mencapai Rp 175,9 triliun di September 2021, naik 5,2% yoy dibanding posisi yang sama tahun lalu Rp 167, 2 triliun.
Namun kredit korporasi ke BUMN turun 7,1% yoy dari Rp 112,0 triliun menjadi Rp 104,0 triliun di kuartal III 2021. BNI mencatatkan NPL di level 3,8% di kuartal ketiga 2021, setara dengan Rp 21,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News