Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan investasi dan pembiayaan modal ventura mencapai Rp 12,87 triliun hingga Agustus 2020. Nilai itu tumbuh 18,75% year on year (yoy) dibandingkan Agustus 2019 senilai Rp 10,83 triliun.
Bila dirinci penyertaan saham hingga delapan bulan pertama 2020 senilai Rp 2,58 triliun. Nilai itu tumbuh 40,04% yoy dibandingkan Agustus 2019 senilai Rp 1,84 triliun.
Adapun pembiayaan bagi hasil tumbuh 14,11% yoy dari Rp 8,47 triliun menjadi Rp 9,67 triliun hingga Agustus 2020. Sedangkan obligasi konversi tercatat tumbuh 18,88% yoy dari Rp 519 miliar menjadi Rp 617 miliar pada Agustus 2020.
Baca Juga: Hingga September, Cashlez catatkan pertumbuhan transaksi hingga 50%
Kinerja itu telah dilakukan oleh 61 perusahaan modal ventura yang terdaftar di OJK. Asal tahu saja, tidak semua perusahaan modal ventura yang aktif berinvestasi di Indonesia terdaftar di OJK.
Salah satu pemain modal ventura, Indogen Capital memilih aktif mencari start up yang bisa tetap bertumbuh dan tahan saat pandemi Covid-19. Managing Partner Indogen Capital Chandra Firmanto menyatakan lewat strategi ini, perusahaan bisa memaksimalkan investasi, menjaga pertumbuhannya, dan memaksimalkan return on investment.
”Kami mengincar sektor-sektor pandemic-proof. Saat ini kita fokus di industri yang jelas performa nya meningkat seperti EduTech, HealthTech, Logistic, dan eSport. Kami melihat tren yang meningkat di sisi logistik, baik di level B2B seperti pergudangan dan sewa truk ataupun di C2C seperti instant online delivery,” ujar Chandra kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/10).
Indogen Capital sudah berinvestasi di 19 start up hingga saat ini seperti GoWork, FunfPark, Wahyoo, travelia, dan Ekrut. Selain itu, Chandra bilang ada 3 start up yang sudah dibeli oleh exits atau dibeli perusahaan lain maupun IPO yakni Aino, Spacemob, dan Clearbridge.
Baca Juga: Aksi merger dan akuisisi sektor keuangan masih berlanjut di tengah pandemi
“Target pendaan masih ada dan berjalan seperti biasa, kami masih secara aktif masih mencari dan bertemu dengan start up - start up. Selama pandemi, kebanyakan meeting terjadi online, sehingga kami memiliki kesempatan untuk bertemu dengan lebih banyak start up,” tutur Chandra.
Selanjutnya: Bank Mandiri dorong bisnis digital transaction banking
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News