kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hingga Akhir Tahun, Dapen Bank Mandiri Targetkan Dana Investasi Rp 9,85 Triliun


Sabtu, 25 November 2023 / 06:30 WIB
Hingga Akhir Tahun, Dapen Bank Mandiri Targetkan Dana Investasi Rp 9,85 Triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi dana pensiun. KONTAN/Muradi/2017/01/05


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) mencatat adanya pertumbuhan dana kelolaan alias aset neto hingga September 2023. Perusahaan optimis di tahun depan bisa mengerek nilai aset kelolaan mencapai double digit.

Direktur Utama DPBM, Ali Farmadi menyampaikan aset neto perusahaan tumbuh 8,56% year on year (YoY) menjadi Rp 10,08 triliun hingga September 2023. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh iuran pensiun dan hasil usaha bersih.

“Penopang pertumbuhan aset neto DPBM terutama berasal dari iuran pensiun dan hasil usaha bersih sekitar Rp 524 miliar yang diinvestasikan terutama ke instrumen SBN dan obligasi korporasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/11).

Ali menyebutkan, sementara untuk aset investasi DPBM hingga September 2023 mencapai Rp 9,85 triliun. Ali menargetkan hingga akhir tahun baik aset neto maupun aset investasi naik tidak jauh dari perolehan September ini.

Baca Juga: Aset Dana Pensiun Naik hingga September, Begini Target Pemain pada Tahun 2024

“Estimasi realisasi per 31 Desember 2023 aset investasi sebesar Rp 9,93 triliun dan aset neto sebesar Rp 10,16 triliun,” sebutnya.

Ali menambahkan, di tahun 2024 pihaknya optimis mampu mengerek aset perusahaan. Dia bilang, aset DPBM ditargetkan bisa mencapai Rp 10,84 triliun tentunya dengan menggagas strategi yang telah dipersiapkan perusahaan.

“Tetap mengutamakan investasi pada instrumen SBN, Obligasi Korporasi dikombinasikan dengan deposito berjangka untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan operasional serta reksadana ETF untuk memanfaatkan pertumbuhan pasar saham tahun depan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×