Reporter: Dessy Rosalina, Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Perbankan Tanah Air tampaknya masih harus bekerja keras menarik dana nasabah. Tengok saja, hingga Juli 2014, kemampuan bank mengumpulkan dana dari masyarakat semakin menurun. Mengutip data awal Bank Indonesia (BI), dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh tipis 10,4% per Juli 2014 dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Itu artinya, melambat dari pertumbuhan sebesar 13,63% per Juni 2014 lalu (lihat tabel).
"Ke depan, kondisi likuiditas diperkirakan akan tetap memadai seiring ekspansi keuangan pemerintah dalam paruh kedua tahun ini," ujar Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Kamis (11/9). Senada, Lucky F.A Hadibrata, Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, risiko likuiditas perbankan masih terbilang stabil dengan tingkat risiko rendah. "Terutama jika melihat alat likuid yang cukup memadai untuk mengantisipasi penarikan DPK," tutur Lucky.
Namun, Lucky menambahkan, perbankan harus mengantisipasi peningkatan risiko likuiditas. Hal ini dikarenakan peningkatan rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) yang tergantung terhadap pendanaan non inti.
Nasib likuiditas perbankan syariah pun masih ketat.
Edi Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK mengatakan, pendanaan perbankan syariah mengalami perubahan jika dilihat dari deposan inti. "Deposan inti perbankan syariah mulai turun menjadi 25,73% dari posisi Juni tahun lalu yang mencapai 27,56%," jelas Edi. Di sisi lain, tingkat penerimaan dana murah (current account saving account) dalam tren naik.
Dari sisi kredit, tren penyaluran kredit perbankan sesuai ramalan otoritas. Hitungan BI, penyaluran kredit kepada sektor swasta tumbuh 15% (yoy) per Juli 2014. Angka ini melambat dibandingkan pencapaian bulan Juni lalu.
Modal kuat
Kendati DPK dan kredit masih tertatih-tatih, permodalan perbankan masih kokoh. Hitungan BI, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan sebesar 19,18% per Juli 2014, jauh melampaui ketentuan minimum sebesar 8%. Tak jauh berbeda, hitungan OJK, CAR perbankan Tanah Air sebesar 19,39%, per Juli 2014. Selain sehat dari segi permodalan, industri perbankan juga masih mampu mengelola kredit macet.
Hitungan BI, rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) bertengger di level 2% per Juli 2014. Angka versi BI ini lebih tinggi ketimbang hitungan OJK yang menyebutkan NPL di level 1% pada periode sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News