kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga Maret 2021, dana kelolaan asuransi jiwa menyentuh Rp 487,16 triliun


Sabtu, 08 Mei 2021 / 16:53 WIB
Hingga Maret 2021, dana kelolaan asuransi jiwa menyentuh Rp 487,16 triliun
ILUSTRASI. Financial Advisor melayani nasabah di salah satu counter asuransi jiwa di Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/04/2021.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri asuransi jiwa menunjukkan tren kenaikan. Dibandingkan tahun lalu, dana investasi tersebut bertambah signifikan sejalan dengan membaiknya kondisi pasar modal.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi industri asuransi jiwa menyentuh Rp 487,16 triliun hingga Maret 2021. Nilai itu meningkat 15,63% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 421,30 triliun.

Reksadana berkontribusi 34,22% dari total investasi. Menyusul saham 28,14%, surat berharga negara 19,75% dan obligasi korporasi 5,33%. Namun investasi ke saham dan obligasi korporasi terjadi penurunan dari bulan lalu.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan, investasi pada bulan April dan Mei 2021 akan cenderung sepi. Alasannya, pada bulan tersebut dikenal sebutan sell in May and go away di pasar modal.

Baca Juga: Bisnis asuransi jiwa mulai menggeliat pada awal tahun ini

Yang artinya, bulan tersebut menjadi periode negatif pergerakan pasar saham sehingga investor melepas portofolionya di pasar saham.

"Kami berharap tidak terjadi dari sisi investasi sehingga perlu perhatian," kata Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu, beberapa waktu lalu.

Dibandingkan melepas saham, ia menyarankan agar investor mengalihkan investasi ke obligasi maupun pasar uang yang memiliki risiko rendah dan lebih aman. Ia memperkirakan situasi ini hanya bersifat sesaat karena investasi pada asuransi jiwa bersifat jangka panjang.

Sementara itu, AXA Mandiri mencatatkan penurunan jumlah investasi 7,55% yoy menjadi Rp 25,81 triliun pada triwulan II 2020. Saat itu, portofolio investasi terbesar perusahaan yaitu saham Rp 11,13 triliun dan reksadana Rp 7,52 triliun.

Direktur AXA Mandiri Henky Oktavianus mengatakan, perusahaan cukup hati - hati menawarkan produk unitlink kepada nasabah. Maka itu, AXA Mandiri menggandeng perusahaan aset manajemen terpercaya. 

"Kami memberi mandat ke mereka, untuk beberapa fund tertentu harus disesuaikan dengan marketnya agar tidak menimbulkan komplain dari nasabah. Misalnya, memilih investasi ke saham - saham LQ45," kata Henky.

Baca Juga: Nasabah unitlink diwajibkan punya nomor identitas investor

Dengan begitu, pengelolaan investasi cenderung konservatif seperti investasi ke portofolio fixed income atau pendapatan tetap. Sebab, perusahaan lebih fokus pada produk proteksi dan kesehatan dibandingkan investasi.

"Investasi kami buat menjadi nomor dua di AXA Mandiri. Investasi ini hanya sebagai benefit tambahan bagi nasabah," lanjutnya.

Sepanjang tahun 2020, AXA Mandiri fokus pada perlindungan jiwa dan kesehatan dengan menghadirkan beragam solusi perlindungan, di antaranya adalah Asuransi Mandiri Legacy Plan untuk tujuan keuangan jangka panjang dan Asuransi Mandiri International Medical Care.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×