Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, infrastruktur terbukti menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan integrasi nasional.
Sejak proklamasi 1945, perjalanan delapan dekade terakhir menunjukkan transformasi luar biasa. Pada masa awal kemerdekaan, pembangunan infrastruktur berfokus pada jalan raya, jembatan, bendungan, dan irigasi guna menopang ketahanan pangan.
Baca Juga: Semester I 2025, IIF Catat Pertumbuhan Laba Bersih 27%
Era Orde Baru menandai percepatan pembangunan jalan nasional, pembangkit listrik, serta jalan tol pertama, Jagorawi, yang diresmikan pada 1978.
Memasuki era Reformasi, keterlibatan swasta mulai terbuka melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam satu dekade terakhir, infrastruktur bahkan menjadi agenda prioritas nasional.
Hasilnya, sepanjang 10 tahun terakhir pemerintah telah merealisasikan 2.103 km jalan tol, 40 bendungan, 27 bandara baru, serta proyek strategis lain seperti jalur kereta api dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Konektivitas antarwilayah turut diperkuat dengan pembangunan Trans-Papua, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sumatra, yang menghubungkan kawasan-kawasan sebelumnya terisolasi.
Manfaat pembangunan infrastruktur semakin nyata. Kontribusi sektor konstruksi pada Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 10,43% pada triwulan IV-2024, menempati peringkat keempat dari seluruh sektor.
Baca Juga: Proyek Infrastruktur Polytama yang Didukung IIF Raih Penghargaan Internasional
Rasio elektrifikasi nasional pun menembus 99,83% di akhir 2024, menjangkau hampir seluruh rumah tangga Indonesia.
Data BPS dan Bappenas (2024) juga menunjukkan Indonesia telah mencapai 62,5% indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), jauh melampaui capaian global yang baru 17%.
Namun, besarnya kebutuhan pembiayaan infrastruktur tidak mungkin hanya ditopang pemerintah. Peran sektor swasta dan institusi pembiayaan menjadi krusial.
Sejak berdiri pada 2010, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) hadir sebagai mitra strategis pemerintah dan swasta untuk menjawab tantangan pendanaan.
Hingga akhir 2024, IIF telah menyalurkan sekitar Rp42,5 triliun pembiayaan bagi lebih dari 150 proyek infrastruktur strategis, meliputi transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan sektor prioritas lainnya.
Beberapa capaian utama antara lain:
- Proyek energi terbarukan dengan kapasitas hampir 700 MWh per tahun, memberi daya listrik bagi 693.000 rumah tangga serta menghindarkan emisi gas rumah kaca hingga 4,81 juta ton CO₂ per tahun.
- Tujuh proyek air minum yang menyediakan akses air aman dan layak minum bagi lebih dari 6,7 juta orang.
- Pembangunan fasilitas medis berkapasitas lebih dari 1.000 tempat tidur, melayani ratusan ribu pasien per tahun.
- Pembangunan jalan tol strategis sepanjang ratusan kilometer.
Baca Juga: IIF Tinjau Proyek Infrastruktur Petrokimia Polytama di Indramayu
Chief Investment Officer IIF, M. Ramadhan Harahap (Idhan) menyampaikan, ,omentum 80 tahun kemerdekaan adalah saat refleksi atas perjalanan panjang pembangunan negeri.
“Infrastruktur telah mengubah wajah Indonesia, dari keterbatasan di masa awal hingga konektivitas modern saat ini. IIF bangga menjadi bagian dari perjalanan ini, mendukung pembiayaan proyek-proyek yang memberi manfaat nyata secara ekonomi, sosial, dan lingkungan,” katanya melalui keterangan resmi, Jumat (22/8/2025).
Dirgahayu RI ke-80 menjadi titik refleksi sekaligus pijakan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan kapasitas pembiayaan yang berpegang pada prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance), IIF menegaskan komitmennya untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur Indonesia yang berkelanjutan.
Selanjutnya: Lewat FamiGo, FamilyMart Dorong Transaksi Digital
Menarik Dibaca: Makanan untuk Diet yang Efektif Menurunkan Asam Urat Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News