kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ikut restrukturisasi Jiwasraya, simak cerita para nasabah


Minggu, 09 Mei 2021 / 10:27 WIB
Ikut restrukturisasi Jiwasraya, simak cerita para nasabah
ILUSTRASI. Program restrukturisasi Jiwasraya


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim percepatan restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya terus mengejar proses restrukturisasi sebelum tenggat waktu di akhir bulan ini. Beberapa nasabah yang menyetujui ikut program tersebut pun semakin bertambah.

Per 6 Mei 2021, Tim Percepatan mencatat, ada 16.485 atau 94,4% pemegang polis dari kategori Bancassurance telah mengikuti program restrukturisasi ini. 

Sementara untuk pemegang polis korporasi  sudahi mencapai 1.873 polis atau setara 87,4%. Dan untuk pemegang polis kategori ritel, jumlah yang sepakat mencapai 140.801 atau 79,3%. 

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan beberapa nasabah akhirnya menyetujui program restrukturisasi tersebut. Hanya saja, beberapa dari mereka masih menyayangkan dengan skema yang ditawarkan saat ini.

Ambil contoh, Slyvia yang merupakan nasabah BTN mengungkapkan bahwa sejatinya dirinya masih berat hati untuk mengikuti program restrukturisasi. Terlebih, dengan skema yang ditawarkan sehingga dana yang ia punya akan terpotong hingga 31%.

Baca Juga: IFG Life incar market korporasi hingga pegawai BUMN

“Saya sudah berusaha lewat pribadi bersama teman- teman korban agar pemerintah mengembalikan dana nasabah tapi hanya skema yang ditawarkan dan apa daya rakyat kecil seperti saya melawan pemerintah,” cerita dia kepada Kontan.co.id.

Ibu dari dua anak ini memilih skema tiga yang disebutkan bahwa dana akan dicicil selama 5 tahun dengan potongan mencapai 31%. Menurut dia, skema yang ditawarkan tersebut sebenarnya tidak adil bagi korban nasabah.

“Tega sekali mereka yang korupsi nasabah yang jadi korban. Saya minta keadilan pada Tuhan karena itu uang simpanan hari tua saya bersama kedua anak saya yang sudah yatim,” tambah Silvya.

Sama halnya dengan Silvya, nasabah lainnya, Ivander, juga sejatinya merasa keberatan dengan skema yang ditawarkan dalam program restrukturisasi ini. Bahkan, sebelumnya ia menolak untuk mengikuti program tersebut karena skema yang ditawarkan tidak memuaskan.

Dirinya bercerita bahwa awalnya ia berinvestasi di Jiwasraya bukan karena mengharapkan imbal hasil yang tinggi. Hanya saja, ia berani menyimpan uang-nya di Jiwasraya karena merupakan perusahaan BUMN.

“Awalnya saya hanya berharap dengan berinvestasi produk yang seperti deposito di BUMN akan jauh lebih aman dibandingkan dengan pihak swasta,” ungkap Ivander.

Meskipun opsi yang diberikan terlalu memberatkan nasabah yang ikut restrukturisasi, Ivander akhirnya mau mengikuti program ini dikarenakan dirinya masih melihat adanya keadilan dan kesamaan dari pihak Jiwasraya dalam menyelesaikan sehingga tidak dibeda-bedakan

Baca Juga: Tim Restrukturisasi Jiwasraya memanggil ulang nasabah yang belum kasih respon

“Seharusnya ada penawaran yg lebih baik lagi ke depan dalam proses yg sedang berjalan. Sebaiknya tidak terlalu merugikan atau menyudutkan kami para semua korban,” tambah Ivander.

Terakhir, dirinya hanya berharap pada pemerintah agar dapat memberikan solusi secara menyeluruh untuk semua korban. Tentunya dengan menjunjung asas keadilan dan kesetaraan untuk semua korban.

“Pihak-pihak yang menikmati hasil kerja kami adalah orang-orang yang sudah lebih dari cukup. Seharusnya kami dapat penyelesaian yang lebih baik lagi,” pungkas Ivander.

Selanjutnya: DPR janjikan bantuan kepada pensiunan BUMN terkait polis anuitas Jiwasraya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×