kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Imbal hasil unitlink pendapatan tetap kembali jadi juara pada November 2021


Senin, 06 Desember 2021 / 17:28 WIB
Imbal hasil unitlink pendapatan tetap kembali jadi juara pada November 2021
ILUSTRASI. Nasabah mengamati kinerja produk unitlink salah satu asuransi jiwa?di Jakarta, Senin (30/11). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja unitlink di November 2021 memang masih mampu memberikan imbal hasil positif. Namun, kinerja unitlink campuran dan unitlink saham harus terkoreksi sejalan dengan indeks saham gabungan yang juga turun dari bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Infovesta, unitlink pendapatan tetap kembali menjadi instrumen yang paling besar memberikan imbal hasil setelah bulan Oktober lalu sempat menjadi yang terbawah. Tercatat, imbal hasil unitlink pendapatan tetap sebesar 1,90% secara year to date (ytd) sama dengan periode sebelumnya.

Sementara itu, unitlink saham yang paling moncer di Oktober 2021 justru mengalami koreksi menjadi 1,62% ytd pada periode ini. Di bulan sebelumnya, unitlink saham mampu memberikan rata-rata imbal hasil 3,36% ytd.

Senasib, unitlink campuran yang juga di dalamnya ada instrumen saham juga mengalami koreksi. Pada periode ini, rata-rata imbal hasil unitlink campuran mencapai 1,16% ytd, turun tipis dari 1,79% ytd.

Baca Juga: Korban asuransi desak DPR dan OJK benahi kejahatan asuransi Unitlink di Indonesia

Analis Senior dan Konsultan PT Infovesta Kapital Advisori Praska Putrantyo bilang faktor terbesar yang menyebabkan koreksi untuk instrumen yang berbasis saham dikarenakan rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuannya sehingga membuat pasar saham lebih reaktif.

Selain itu, Praska juga bilang varian Omicron menjadi salah satu faktor yang membuat imbal hasil unitlink saham maupun campuran mengalami koreksi. Varian baru tersebut dinilai akan mempengaruhi pemulihan ekonomi global yang sejatinya saat ini sudah mulai membaik.

“Setelah varian omicron mencuat, pasar juga semakin wait and see. Terlebih jika ada lockdown yang bisa mempengaruhi perekonomian” ujar Praska kepada KONTAN, Senin (6/12).

Di sisi lain, instrumen pendapatan tetap malah bisa tumbuh karena di bulan-bulan sebelumnya sudah mengalami koreksi sehingga ada sedikit rebound. Berbeda dengan pasar saham yang bulan-bulan sebelumnya sudah terus tumbuh sehingga saat ini ada aksi profit taking.

“Tampaknya, sampai akhir tahun masih ada di zona positif dengan ekspetasi naik meskipun kenaikan itu tipis karena investor asing masih melakukan pelepasan,” ujar Praska.

Baca Juga: BRI Life menyebut proses perekaman saat penawaran produk asuransi tidak efektif

Ia pun memproyeksikan tahun depan produk unitlink saham justru akan menjadi primadona didorong dengan suku bunga pasar uang yang naik sejalan dengan inflasi yang kemungkinan akan naik. 

Dari sisi kinerja uniltink, BRI Life mencatat kinerja unitlink per November 2021 masih mengalami penurunan 12,9% yoy menjadi Rp 1,45 triliun. Namun, penurunan tersebut membaik dari bulan sebelumnya yang mengalami koreksi 16%.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×