Reporter: Arthur Gideon |
JAKARTA. Untuk menguatkan tatanan perekonomian, Bank Indonesia (BI) kembali menjalin kerjasama People’s Bank of China (PBC). Kedua bank sentral ini bekerjasama dalam pemenuhan likuiditas masing-masing negara dengan mengadakan dalam perjanjian Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA).
Direktur Perencanaan Stategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah N.K. Makhijani mengatakan penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan pada hari ini Senin, 23 Maret 2009 oleh Gubernur BI Boediono dan Gubernur People’s Bank of China (PBC), Zhou Xiaochuan.
“Kerjasama Rupiah dan Renmimbi swap line ini setara dengan Rp 175 triliun,” ungkapnya seperti yang tertulis dalam siaran pers hari ini. menurut Dyah, Kerjasama swap line tersebut berlaku efektif selama tiga tahun dengan kemungkinan perpanjangan atas persetujuan kedua belah pihak.
Swap line antara Bank Indonesia dan People’s Bank of China ini adalah di luar Bilateral Swap Arrangement (BSA) dalam kerangka Chiang Mai Initiative (CMI). Swap arrangement tersebut memberikan kontribusi positif untuk peningkatan perdagangan dan investasi langsung antar kedua negara, membantu penyediaan likuiditas jangka pendek bagi stabilisasi pasar keuangan, serta membantu Indonesia dalam mengatasi keketatan likuiditas internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News