Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menyebutkan sejumlah tantangan yang bakal dihadapi di tahun 2024, salah satunya kenaikan suku bunga acuan.
Direktur Pelaksana dan Chief Financial Officer IIF Rizki Pribadi Hasan mengatakan, IIF di tahun ini berharap mampu memberikan pertumbuhan seperti tahun 2023.
“Tantangannya suku bunga masih tinggi tapi kecenderungannya bakal mengalami penurunan di semester II, mungkin ini menjadi bantuan untuk kita supaya bisa meningkatkan (penyaluran pembiayaan) lebih,” ujarnya saat ditemui di Hotel St Regis, Jakarta, Senin (29/1).
Rizki menjelaskan, jelang pesta demokrasi atau pemilihan umum (pemilu) di tahun 2024 perusahaan melihat dampak positif karena ditaksir bakal meningkatkan ekonomi.
Baca Juga: Indonesia Infrastructure Finance Bidik Pertumbuhan Dua Digit di 2024
“Di satu sisi, mungkin juga ada kemunduran dari keputusan strategis tapi, kita jalani saja. Sebenarnya Indonesia telah mempunyai roadmap yang jelas, jadi kami ikut saja dan kami rasa perubahan politik itu baik untuk pertumbuhan Indonesia,” jelasnya.
Rizki mengatakan, di usia perusahaan yang tepat 14 tahun ini pihaknya melihat adanya peluang bahwa pembiayaan atau pengembangan infrastruktur terus berkembang.
“Kalau dibilang kekhawatiran bagaimana kita bisa terus berinovasi memberikan solusi supaya pembangunan infrastruktur bisa berjalan dengan cepat, baik dan sustainable,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur IIF Reynaldi Hermansjah menyatakan tahun ini pihaknya akan fokus pada pembiayaan infrastruktur berkelanjutan salah satunya sektor environment, social and governance (ESG).
“Pembangunan infrastruktur memiliki kompleksitas yang tinggi khususnya bagi kami untuk menyiarkan konsep ESG. Tapi itu bukan kesulitan, tetapi tantangan yang akan selalu kita usahakan untuk kita capai,” kata dia.
Lebih lanjut, Rizki menuturkan, beberapa waktu lalu IIF menerbitkan dua surat utang (obligasi) melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap II sebesar Rp 500 miliar. Diketahui, total PUB perusahaan mencapai Rp 3 triliun yang bakal dirilis secara bertahap.
Baca Juga: Terbitkan Perpetual Bond, Indonesia Infrastructure Finance Raup Rp 355,19 Miliar
“PUB itu kan jangka waktunya 2 tahun, selama dua tahun ke depan kita akan lihat kapan waktu yang tepat untuk menerbitkan lagi,” tuturnya.
Rizki mengungkapkan, sejauh ini dana segar yang berhasil didapatkan dari penerbitan obligasi ini adalah mencapai Rp 335,19 miliar untuk dana pembiayaan infrastruktur.
“Kita sumber dana kalau tidak isue di instrumen pasar modal kita juga mendapat pinjaman perbankan. Kombinasi saja jadi kita lihat mana yang memberikan kita biaya yang paling efektif,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News