Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berkoordinasi dengan industri pasar modal untuk mengembangkan skema yang tepat agar industri asuransi dan dana pensiun dapat memiliki peluang menempatkan investasi di instrumen Exchange Traded Fund (ETF) emas.
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Iwan Pasila, tak memungkiri instrumen ETF emas bisa menjadi pilihan alternatif investasi bagi industri asuransi dan dana pensiun di tengah tren pasar saham yang bergejolak.
Sebab, dia menilai secara umum investasi emas kerap disebut sebagai investasi yang mengompensasi harga saham.
"Kalau investasi emas, itu kayak mengompensasi fluktuasi di saham. Ketika saham turun, dia menjadi penyeimbang. Kami melihat bahwa dana pensiun dan asuransi itu sebenarnya punya potensi (berinvestasi)," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (21/5).
Baca Juga: Digempur Banyak Tantangan, Peserta Dapen Menyusut
Iwan menambahkan penempatan investasi terbesar industri asuransi dan dana pensiun saat ini masih berada di Surat Utang Negara dan saham.
Melihat kondisi saat ini, dia berpendapat industri asuransi dan dana pensiun sebenarnya harus bisa melakukan diversifikasi portofolio investasi, sehingga lebih bisa mengelola risiko dengan baik dan memenuhi kewajiban mereka. Oleh karena itu, ETF emas dipandang bisa menjadi jawaban.
Lebih lanjut, Iwan menyampaikan sebenarnya OJK juga telah memperbolehkan perusahaan asuransi dan dana pensiun untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Hal itu tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 5 Tahun 2023.
"Jadi, kami sudah buka lewat POJK, boleh investasi di emas," ungkapnya.
Iwan mengatakan apabila industri asuransi dan dana pensiun berinvestasi di emas murni, tentu memiliki keterbatasan dan cenderung akan mengalami kesulitan karena tak likuid.
"Kalau emasnya murni menjadi tak likuid. Mau transaksi, terus nanti mesti harus disiapkan dahulu tempat penyimpanannya," tuturnya.
Baca Juga: Meski Bertumbuh, Dapen BCA Beberkan Tantangan Meningkatkan Jumlah Peserta
Oleh karena itu, Iwan menerangkan ETF emas bisa menjadi pilihan instrumen investasi bagi industri asuransi dan dana pensiun. Dia menyebut pihaknya sangat mendukung dan menunggu adanya realisasi aturan mengenai ETF emas tersebut.
Iwan juga bilang asosiasi menyambut baik adanya peluang untuk investasi di ETF emas dan sudah melakukan diskusi terkait hal itu.
"Kami sudah diskusi dengan pasar modal dan kami sangat support. Kami juga sudah berkumpul dengan asosiasi untuk diskusi sama mereka. Investasi di situ belum ada dan aman kalau dilihat dari sisi infrastrukturnya," kata Iwan.
Selanjutnya: Siap-Siap, akan Ada Dua Bank Syariah Besar Baru Pesaing BSI
Menarik Dibaca: Apa Penyebab Asam Lambung Naik di Malam Hari? Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News