Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Guna memperkuat permodalan, Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI atau Bank DKI berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan initial public offering (IPO). Hal ini tengah dikaji oleh Bank DKI dengan melakukan studi kelayakan.
Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi menyatakan, hal ini merupakan keinginan dari para pemegang saham, untuk menjadikan Bank DKI lebih menerapkan good corporate governance (GCG).
Menurut Kresno, dengan menjadi perusahaan terbuka, BPD milik Ibu Kota ini bisa dikontrol oleh sistem pasar yang terbuka dan masyarakat. "Jika dikendalikan oleh stakeholder yang terdiri dari satu Gubernur Jakarta, itu seperti private company. Kalau IPO bisa diawasi berbagai stakeholder," katanya, Jumat (3/6).
Kresno melanjutkan, dengan IPO akan banyak pemegang saham yang memiliki perusahaannya dan akan banyak stakeholder yang mengawasi, termasuk pula regulator. Selain itu, sahamnya akan dilirik oleh para analis, masyarakat juga media yang mengawasi dan memperhatikan kinerja perseroan.
Namun, proses IPO ini akan memakan waktu yang lama, karena harus meminta restu kepada DPR, dan juga pemegang saham utama. Selain IPO, Bank DKI juga tengah mengkaji kemungkinan memperkuat modal lain seperti memilih mitra strategis.
"Kalau yakin sudah semuanya setuju lalu akan disampaikan ke owner dan lapor ke stakeholder. Selain itu lapor ke partner Gubernur juga yaitu anggota dewan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News