Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) melaporkan penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada masyarakat berpenghasilan rendah telah mencapai Rp 4,25 triliun dengan total unit 42.236 rumah hingga 29 April 2020.
Data Sistem KPR Subsidi (SiKasep) memperlihatkan bahwa data yang sedang dalam proses verifikasi bank sebanyak 56.461 calon debitur dengan jumlah yang mengakses aplikasi ini sebanyak 169.614 calon debitur dan baru 53.614 calon debitur yang dinyatakan lolos subsidi checking.
Baca Juga: Ekonom: Dalam menghadapi Covid-19, UMKM harus lebih aktif
Dari realisasi tersebut, BTN menyalurkan dana FLPP tertinggi sebanyak 26.154 unit, disusul oleh BNI sebanyak 4.120 unit, BTN Syariah sebanyak 2.484 unit, BRI Syariah sebanyak 1.712 unit, BJB sebanyak 1.345 unit dan disusul Artha Graha sebanyak 911 unit.
Dengan begitu total penyaluran dana FLPP dari tahun 2010 – 2020 sebanyak 696.604 unit senilai Rp 48,49 triliun.
PPDPP akan melakukan pertemuan dengan semua bank pelaksana penyalur dana FLPP akan berlangsung hingga 11 Mei mendatang guna menghimpun dan mengevaluasi kegiatan penyaluran dana FLPP selama tahun berjalan.
Sementara pertemuan dengan Bank Himbara penyalur FLPP sudah dilakukan lewat video conference pada 28 April lalu. Bank tersebut diantaranya BTN, BTN Syariah, BNI, BRI dan Mandiri BTN, BTN Syariah, BNI, BRI dan Mandiri.
Baca Juga: Indeks High Dividend 20 anjlok, ini saham-saham yang bisa dikoleksi
Dari evaluasi terhadap bank Himbara penyalur KPR FLPP, BTN merupakan bank dengan penyaluran tertinggi yaitu 66% dibandingkan dengan target kuota akhir tahun. Sedangkan jika dilihat dari target perencanaan hingga April 2020, BNI berada pada posisi tertinggi sebesar 109%.
Pada triwulan II tahun 2020, PPDPP akan melihat kembali efektifitas kuota dana FLPP yang telah disebar di seluruh bank pelaksana. “Bank yang memiliki kinerja lebih bagus berhak untuk mendapatkan peralihan kuota dari bank yang kinerjanya kurang bagus. Bulan Juni nanti kami akan melakukan penyesuaian kuota,” ujar Direktur Utama PPDPP, Arief Sabaruddin dalam.keterangan resminya dikutip, Selasa (5/5).
Tahun ini, PPDPP memiliki target 102.500 unit yang telah disebar kepada 10 Bank Umum Nasional dan 30 Bank Pembangunan Daerah. Dalam melakukan penilaian dan evaluasi terhadap bank pelaksana, PPDPP melihat dari beberapa aspek, yaitu: aspek kinerja realisasi dana FLPP (50%), aspek kinerja operasional bank (25%) dan aspek kinerja keuangan bank (25%).
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) ajukan relaksasi pembayaran utang bank
Bank Himbara mengusulkan agar PPDPP dapat melakukan penyesuaian jadwal evaluasi terhadap bank pelaksana mengingat kondisi pandemi Covid 19 yang terjadi saat ini. “Dengan kondisi pandemi covid 19 ini kami lebih selektif lagi dalam menerima calon debitur FLPP. Kami mengutamakan MBR dengan penghasilan yang tidak terkena dampak covid 19,” ujar Pemimpin Kelompok Divisi Penjualan Konsumer BNI, Dewi Julianti.
Sementara itu Head of Subsidized Mortgage Lending Division BTN, Mochamad Yut Penta mengusulkan agar indikator penilaian pencapaian target diharapkan dapat disesuaikan dengan realisasi yang ada di Bank.
Walaupun pandemi Covid 19 masih melanda tanah air, namun 5 Bank ini masih tetap optimis dalam menjalankan penyaluran dana FLPP. “Kami tetap optimis target akan tercapai. Kami berharap Kementerian PUPR segera menerbitkan ketentuan relaksasi terkait covid 19 agar Bank Pelaksana dapat menentukan strategi ke depannya,” ujar Penta.
Baca Juga: BPK semprit OJK soal pengawasan modal Bank Banten, Bukopin, dan Muamalat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News