kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini cara Mastercard menepis ancaman penipuan perbankan


Senin, 02 April 2018 / 18:20 WIB
Ini cara Mastercard menepis ancaman penipuan perbankan
ILUSTRASI. Kartu kredit MasterCard


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring perkembangan industri pembayaran yang semakin dinamis serta timbulnya risiko-risiko pembayaran yang kini semakin kompleks, Mastercard menyatakan, pihaknya terus mengimplementasikan perangkat keamanan untuk membantu melindungi para konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.

“Sebagai sebuah perusahaan teknologi, kami terus mengembangkan cara-cara baru dan mutakhir untuk menjaga keamanan miliaran pembayaran elektronik yang dilakukan melalui jaringan Mastercard. Kami berupaya untuk terus berada satu langkah di depan ketika dihadapkan dengan penipuan, dan hal ini dibuktikan melalui serangkaian solusi inovatif yang telah kami perkenalkan guna menyediakan perlindungan yang maksimal bagi para konsumen,” kata Safdar Khan, Division President Indonesia, Malaysia & Brunei, Mastercard dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Senin (2/4).

Pada tahun 2016, Mastercard telah meluncurkan National Fraud Service (NFS) di Indonesia. Melalui layanan ini, Mastercard menyediakan tiga solusi untuk memberdayakan para bank penerbit kartu agar dapat memiliki beberapa tahap keamanan pada transaksi kartu.

Solusi-solusi yang ditawarkan oleh Mastercard meliputi Safety Net, Fraud Rule Managerdan Expert Monitoring Service, di mana ketiganya termasuk dalam Mastercard Data Analytics and Intelligence untuk menciptakan solusi berlapis yang melengkapi perangkat pencegah penipuan yang telah dimiliki oleh para bank penerbit kartu.

Safdar menjelaskan, Safety Net merupakan salah satu alat global terbaik yang dapat melindungi para bank dan pemroses pembayaran dari cyber hacks dengan menyaring miliaran transaksi setiap hari, mengidentifikasi perilaku yang menyimpang secara real time melalui kecerdasan buatan dan otomatisasi, serta menerapkan langkah-langkah yang bertujuan untuk melindungi mitra-mitra kami.

"Pada tahun 2017, kami berhasil mengamankan US$ 46 miliar potensi penipuan terhadap para konsumen di seluruh dunia, di berbagai saluran, termasuk titik penjualan dan penarikan tunai di ATM," tuturnya.

Mastercard juga telah bekerja sama dengan domestic switches di negara-negara lain untuk membantu mengirimkan notifikasi kepada para bank penerbit kartu apabila mereka menemukan aktivitas yang mencurigakan. Mastercard memiliki keuntungan lebih dari jaringan kami yang dapat memprediksi tren penipuan global, serta upaya berkelanjutan kami untuk terus meningkatkan Safety Net dan memanfaatkan perkembangan teknologi guna menghadapi ancaman-ancaman penipuan.

Karthik Ramanathan, Senior Vice President, Enterprise Security Solutions and Network Services, AP, mengatakan solusi NFS telah dikembangkan untuk Indonesia berdasarkan analisis mendalam terhadap sejarah penipuan kartu pembayaran. Layanan ini membantu mengamankan seluruh transaksi yang dilakukan melalui Mastercard melalui seluruh kanal, termasuk ATM, point of sale, daring (online), dan mobile.

Prosedur keamanan kami juga meliputi solusi-solusi lain yang dapat meningkatkan keamanan konsumen dalam melakukan transaksi pembayaran, seperti Program Pengecekan Identitas Mastercard (Mastercard Identity Check Program). Program ini meningkatkan keamanan dalam pembayaran daring, dan mendukung penggunaan teknologi-teknologi otentikasi tingkat lanjut seperti biometrik.

Baru-baru ini Mastercard juga mengakuisisi NuData Security, sebuah perusahaan yang secara khusus membantu para pelaku usahauntuk mencegah penipuan secara daring dan mobile, seperti pembajakan akun dan serangan bot, dengan menggunakan otentikasi perilaku melalui biometrik pasif dan perangkat indikator tertentu.

Terkait dengan regulasi Bank Indonesia mengenai peralihan ke kartu berbasis chip hingga akhir 2021, Safdar Khan menambahkan, pihaknya sangat mendukung tujuan Bank Indonesia untuk mengimplementasikan kartu berbasis chip dan kartu dengan enam digit pin berbasis daring.

Langkah tersebut dinilai sebagai sebuah solusi untuk mencegah penipuan. Teknologi chip EMV menawarkan pengalaman pembayaran yang lebih pintar, aman, dan efisien serta memberikan ketenangan bagi konsumen saat melakukan transaksi elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×