Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perbankan menjadi saham yang memberi cuan bagi investor di sepanjang tahun 2023. Hal ini dapat dilihat dari saham emiten bank yang mencatatkan return yang positif dengan total return yang tinggi secara year to date (Ytd).
Semakin tinggi return saham bank tersebut, maka investor akan semakin cuan.
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menjadi emiten bank dengan return saham paling tinggi sepanjang periode tahun 2023, yakni mencapai 69,94%. Selama tahun berjalan, NISP telah mencatatkan kenaikan harga saham hingga 58,39% ytd dengan harga saat ini di posisi Rp1.180
Selanjutnya ada PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang berada di posisi kedua dengan return saham tertinggi, yakni mencapai 56,32% sepanjang tahun 2023. Adapun harga saham BNGA mencatat kenaikan hingga 43,4% Ytd dengan harga saat ini di posisi Rp 1.695.
PT bank Nationalnobu Tbk (NOBU) berada di tiga besar emiten bank dengan return saham tertinggi sepanjang 2023, yakni mencapai 44,78%. NOBU mencatat kenaikan harga saham sebesar 45,41% ytd dengan harga saham saat ini Rp 740.
Baca Juga: Harga Saham BBNI Ditutup di Level Rp 5.375, Naik 16,53% Sepanjang Tahun Ini,
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan aksi korporasi yang dilakukan emiten perbankan dapat mengundang investor secara sentimen dan melihat hal tersebut sebagai upaya bank dalam ekspansi bisnisnya.
"Mengukur PBV adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan, dan biasanya perbankan selalu menggunakan PBV sebagai tolok ukur, dan aksi korporasi salah satu langkah untuk meningkatkan nilai bukunya," kata dia kepada Kontan belum lama ini.
Jika dilihat dari ketiga emiten bank dengan return saham tertinggi tersebut, dapat dicermati ketiganya mencatatkan kinerja keuangan yang positif dan juga aktif melakukan aksi korporasi di sepanjang tahun 2023, seperti Bank OCBC NISP misalnya yang telah menyatakan komitmennya mengakuisisi 99% saham dari unit usaha Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth dengan nilai mencapai Rp2,2 triliun. Aksi akuisisi itu ditujukan untuk pengembangan bisnis OCBC.
Perusahaan induk dari CIMB Niaga di Malaysia yakni CIMB Group juga dikabarkan akan mengakusisi PT Bank Commonwealth, dengan perkiraan transakasi akusisi mencapai US$400-500 juta.
Selanjutnya ada Bank NOBU yang sepanjang tahun 2023 telah ramai diperbincangkan terkait dengan aksi merger atau akusisi dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).OJK bilang aksi merger tersebut akan rampung pada kuartal I 2024.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia M. Nafan Aji Gusta membenarkan, emiten bank non KBMI 4 memang menunjukkan pergerakan saham yang fluktuatif sepanjang tahun 2023.
Pergerakan fluktuatif tersebut biasanya disebabkan oleh faktor sentimen pasar, seperti tingkat inflasi, naik turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, konsidi ekonomi makro, hingga kinerja perusahaan tersebut.
"Kinerja saham yang masif fluktuatif secara fundamental dan teknikal sebagian besar dialami oleh bank Non KBMI 4, kalau Bank KBMI 4 kinerja fundamental dan teknikalnya terus bertumbuh, seperti BCA BNI BRI dan Mandiri," kata dia kepada Kontan, Senin (1/1).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Sektor dan Saham Pilihan dari Ajaib Sekuritas untuk Tahun 2024
Nafan merekomendasikan untuk berinvestasi di saham bank KBMI 4 karena hal ini melihat kinerja bank tersebut yang dapat dilihat dari pendapatan bunga bersihnya (NIM) yang tinggi dan kinerja yang solid.
"NIM dipengaruhi konsistensi bank KBMI 4 dalam rangka menaikkan kinerja kreditnya, syukur bahwasanya dari sisi mitigasi bank KBMI 4 masih sangat baik dalam mitigasi, stabil di 3% dan masih cukup rendah, kemudian dari sisi pertumbuhan deposito masih memadai," kata dia.
Apalagi Nafan bilang tahun ini bank sentral global termasuk Indonesia akan melakukan pelonggaran suku bunga acuan.
Sementara itu selain ketiga bank tersebut, ada PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), satu-satunya bank digital yang masuk dalam 4 besar return saham tertinggi, yakni 37,93%. Bank Amar telah mencatat kenaikan harga saham sebesar 37,93% Ytd dengan harga saham saat ini Rp 320.
Selanjutnya ada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan return saham mencapai 35,60%. BRIS sepanjang tahun 2023 telah mengalami kenaikan harga saham hingga 34,88% Ytd, dengan harga saham saat ini Rp 1.740.
Adapun di luar 5 besar emiten dengan total return saham tertinggi ditempati oleh emiten bank KMBI 4 seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan return saham 28,24%, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) return saham 23,07%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNNI) dengan return saham 21,60%. Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat total return saham sebesar 12,60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News