CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Ini kritik Anton Gunawan atas pasar uang Indonesia


Selasa, 03 September 2013 / 19:21 WIB
Ini kritik Anton Gunawan atas pasar uang Indonesia
ILUSTRASI. Warga Afghanistan membawa bantuan kemanusiaan kiriman dari China


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah melakukan uji kepatutan terhadap calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI). Setelah Mirza Adityaswara, Kepala Eksekutif LPS melaksanakan tes pada Selasa siang, (3/9) giliran Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Danamon yang melaksanakan tes pada sore harinya.

Saat presentasi di Komisi XI DPR, Anton mengkritik struktur perbankan di Indonesia yang dianggap oligopolistik serta relatif dangkal dan tidak bekerja secara optimalnya pasar keuangan jangka pendek (money market dan foreign exchange market). Dia juga bilang pasar uang di Indonesia dianggap tidak terlalu berkerja.

"Hal tersebut menyebabkan tidak berjalannya fungsi intermediasi perbankan, serta menambah tekanan dan kerentanan perekonomian kita dalam ekonomi dunia yang bergejolak," ujar Anton, Selasa (3/9).

Menurut dia, ada beberapa indikator yang menunjukkan pasar uang di Indonesia tidak bekerja maksimal. Dia menyampaikan, bahwa sekitar 70% dari aktivitas perbankan di Indonesia (baik dari segi kredit, dana maupun aset) masih dikuasai oleh sekitar 14 bank besar saja.

Selain itu, volume transaksi harian di pasar uang dari tahun ke tahun tidak bertumbuh. "Walaupun aset dan aktivitas perbankan tumbuh secara signifikan," ujar Anton.

Indikator lainnya yakni jauh lebih rendahnya suku bunga repo (repurchase agreement) yang memiliki kolateral. Anton bilang ada banyak permasalahan yang menjadi latar belakang tak berjalannya pasar repo di Indonesia seperti limit kredit, perpajakan, dan kepastian hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×