kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini pemicu kenaikan NPL Bank Bukopin


Senin, 27 Juni 2016 / 15:27 WIB
Ini pemicu kenaikan NPL Bank Bukopin


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rasio kredit macet alias non performing loan (NPL) PT Bank Bukopin Tbk naik 0,5% menjadi 3,3% pada Maret 2016. Kenaikan NPL Bank Bukopin ini dipicu oleh banyaknya debitur yang lembat melunasi pembayaran kreditnya.

Direktur Keuangan Bank Bukopin Eko Ergindo mengatakan, kondisi ekonomi yang tumbuh di luar harapan, menjadi salah satu indikator utama tingginya jumlah debitur Bukopin yang kesulitan membayar utangnya. 

Untuk menekan NPL, Eko mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah strategi. 

“Antara lain kami melakukan restrukturisasi dan mempailit satu debitur,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (27/6). Sayang, Eko tidak membeberkan nama debitur yang dipailitkan oleh Bukopin. 

Yang jelas, kata dia, kenaikan NPL Bukopin, salah satunya berasal dari gagal bayar PT Panghegar Kana Properti dan PT Hotel Panghegar.

Seperti diketahui, Panghegar Kana Properti digugat Bank Bukopin pada April lalu atas utang jatuh tempo dan tidak dapat ditagih sebesar Rp 147,6 miliar. Selain itu, Hotel Panghegar memiliki utang sebesar Rp 122 miliar.

Eko menambahkan, dengan langkah pailit tersebut, sejumlah aset yang dijamin Hotel Panghegar akan dilelang Bukopin. 

“Cuma, untuk melakukan lelang asset ini diperlukan proses dan butuh waktu, dan tercatt dulu sebagai NPL. Tapi, ini merupakan hal yang normal di dunia perbankan,” jelasnya.

Menurut Eko, NPL Bukopin masih dalam batas wajar. Alasannya, dari 100% kredit yang disalurkan Bukopin, hanya 2% hingga 3% kredit yang bermasalah.

Karena itu, hingga akhir tahun 2016, emiten berkode saham BBKP ini menargetkan rasio NPL berada pada 2,8% atau sama dengan akhir tahun 2015.

Sementara itu, hingga Maret Bank Bukopin membukukan kredit sebesar Rp 60 triliun dengan target hingga akhir tahun ini tumbuh 12% dibandingkan kredit tahun 2015 sebesar Rp 63 triliun. 

Saat ini Bank Bukopin memiliki tiga segmen kredit, yakni, komersial, ritel dan mikro.

“Kami tidak main dengan high korporasi. Sekarang segmen ritel lebih besar terhadap penyaluran kredit atau sebesar 50%, mikro 10% dan komersial 40%,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×