kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Posisi Lima Besar Perbankan dengan Nilai Aset Terbesar di Indonesia


Rabu, 16 Februari 2022 / 07:53 WIB
Ini Posisi Lima Besar Perbankan dengan Nilai Aset Terbesar di Indonesia
ILUSTRASI. Aset bank Mandiri masih menjadi yang terbesar di Indonesia


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan dari jajaran 10 besar dari sisi aset telah merilis kinerja keuangan tahun 2021. Dari enam bank yang sudah melaporkan keuangannya, semua masih mencatat pertumbuhan aset meskipun tantangan di tengah pandemi Covid-19 cukup besar.

Dari jajaran bank-bank tersebut, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) masih tetap menduduki posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air. 

Bank Mandiri tercatat membukukan aset sebesar Rp 1.725,6 triliun di tahun 2021 silam. Jumlah itu tumbuh 11,9% dari Rp 1.541 triliun yang tercatat pada tahun 2020. Jumlah aset Bank Mandiri tersebut sudah memperhitungkan konsolidasi dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). 

Tanpa konsolidasi BSI, yang merupakan hasil merger dari tiga bank syariah pelat merah pada 1 Februari 2021, aset Bank Mandiri per akhir 2020 masih Rp 1.429,3 triliun. 

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tetap berada di posisi kedua dengan total aset Rp 1.678 triliun. Walaupun ada pembentukan holding ultra mikro, Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian yang di merger ke bank ini, aset konsolidasi BRI hanya tumbuh 4,2% di tahun lalu.

BRI belum bisa mengembalikan posisinya sebagai jawara aset usai anak usaha syariahnya merger ke BSI. Keuangan BSI dikonsolidasikan ke Bank Mandiri sebagai pemegang saham terbesar bank syariah tersebut. Alhasil, selisih aset BRI dan Bank Mandiri mencapai sekitar Rp 47,5 triliun.

Baca Juga: OJK: Hanya 5% dari Restrukturisasi Kredit yang Akan Jadi NPL

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mencatat pertumbuhan aset 14,2% secara year on year (yoy) jadi Rp 1.288 triliun menduduki posisi ketiga dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menorehkan kenaikan aset 14,9% ke Rp 964,8 triliun berada di urutan keempat. 

Tahun ini, BRI optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan aset secara konsolidasi tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021. "Pertumbuhan aset BRI ke depan akan terus didorong dari pertumbuhan pinjaman utamanya di segmen ultra mikro, mikro, kecil dan menengah," kata Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI kepada Kontan.co.id, Selasa (15/2).

Sedangkan aset non kredit diproyeksikan akan tumbuh lebih rendah sebagai dampak dari pembiayaan kepada segmen Ultra Mikro dan UMKM . Hal ini merupakan upaya BRI dalam melakukan optimalisasi portofolio untuk memaksimalkan profit.

Namun, Aestika tak menjawab apakah BRI akan kembali merebut posisi sebagai bank dengan aset terbesar di Tanah Air dengan adanya holding ultra mikro. Tahun ini, BRI menargetkan kredit tumbuh sekitar 8%-10%. 

Dalam mendorong pertumbuhan aset ini,  BRI akan fokus pada kualitas aset sebagai upaya perseroan untuk menjaga fundamental dan keberlanjutan usaha. "Fokus utama kami adalah pada kualitas kredit (LAR), peningkatan success rate restrukturisasi kredit, serta pengendalian biaya CKPN," tegasnya.

 

Sedangkan BCA tidak memasang target spesifik untuk pertumbuhan aset tahun ini. Namun, bank ini berharap geliat industri secara keseluruhan akan segera pulih sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan agar aset bisa tumbuh. 

"Kami berkomitmen untuk mendukung pemulihan ekonomi yang berkelanjutan serta terus memperkuat ekosistem digital guna memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nasabah," kata EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F. Haryn  

Tahun ini, BCA menargetkan kredit tumbuh di kisaran 6%-8%. Adapun pertumbuhan aset perseroan tahun lalu didorong oleh pertumbuhan DPK 16,1% dan kredit 8,2%.  

Selain ekspansi secara organik, BCA melalui anak modal venturanya, Central Capital Ventura (CCV), terus melakukan investasi di perusahaan rintisan, fintech, insurtech, perusahaan berbasis Artificial Intelligence, cybersecurity, dan wealth management. Hanya, saja Hera tak menyebut seberapa besar CCV ini bisa membantu mendorong pertumbuhan aset. 

Adapun portofolio yang dimiliki oleh CCV hingga saat ini diantaranya OY!, Qoala, Airwallex, KlikAcc, Akseleran, Agate, Sinbad, Railsbank, Wallex, Element, 6Estates, Bambu, Pomona, Silot, Julo, GPN, Ceesuite, dan Impact Credit Solutions. Hera bilang, ke depannya, perseroan berharap kinerja dari CCV ini terus berkembang untuk mendukung bisnis digital BCA.

Baca Juga: Bank-bank Eropa Masih Menyediakan Fasilitas Miliaran Dollar Untuk Ekspansi Migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×