Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) baru pilihan DPR, Wimboh Santoso, sudah mempunyai beberapa program prioritas di sektor perbankan.
Menurut Wimboh, untuk sektor perbankan prioritasnya adalah menyelesaikan masalah yang saat ini ada seperti rasio kredit bermasalah (NPL).
“Saya berupaya untuk menyelesaikan masalah NPL salah satunya dengan melakukan restrukturisasi,” ujar Wimboh ketika memberikan keterangan media di Plaza Mandiri, Jumat (9/6).
Terkait apakah OJK akan melakukan pencabutan relaksasi mengenai restrukturiasi yang tertuang dalam peraturan OJK, Wimboh mengatakan masih belum bisa memastikan. "Masih akan melihat perkembangan terbaru industri," kata dia.
OJK juga akan berusaha mengatasi risiko selanjutnya di industri perbankan yaitu likuiditas. Untuk itu, Wimboh akan mengoptimalkan instrumen alternatif pendanaan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Beberapa opsi ini adalah menciptakan produk obligasi yang terkait dengan proyek pemerintah dan sekuritisasi. Selain itu, OJK juga akan mengaktifkan kembali surat berharga komersial (commercial paper) yang selama ini ada.
Menurut Wimboh, surat berharga komersial mempunyai keunggulan yaitu mempunyai tenor pendek kurang dari dua bulan dan sudah diakui di pasar internasional.
Secara umum, Wimboh menilai kondisi industri perbankan saat ini cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan daya tahan perbankan sampai saat ini melewati dua fase krisis yaitu pada 1998 dan 2008.
Selain itu, Wimboh juga ingin agar literasi dan inklusi keuangan semakin meningkat. Hal ini terutama untuk meningkatkan pemahaman dan akses masyarakat terhadap produk keuangan.
Untuk mempercepat edukasi masyarakat di bidang industri keuangan ini, Wimboh akan menggunakan instrumen teknologi. Karena jika hanya mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) saja diperkirakan inklusi dan literasi keuangan akan kurang optimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News