Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar mulai menyasar segmen produktif dengan menyasar pembiayaan kepada para petani. Kendati demikian, peer to peer lending yang sebelumnya fokus pada segmen konsumtif ini yakin kualitas pinjaman dapat terjaga.
Chief Executive Officer (CEO) Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya menyatakan secara risiko penyaluran pinjaman ke petani lebih besar dibandingkan pinjaman multiguna. Oleh sebab itu, Kredit Pintar menyiapkan berbagai strategi untuk mempertahankan rasio tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90).
"Ada penanganan khusus untuk pinjaman kepada petani. Pertama dengan pinjaman berskema tanggung renteng untuk memperkecil risiko. Teman sesama anggota akan menjadi mengingat bila terlambat atau menunggak. Kedua, kita melakukan verifikasi tambahan secara manual atau offline. Kita datangi rumahnya dan lakukan KYC disana," ujar Wisely beberapa waktu lalu.
Hingga April 2019, TKB 90 Kredit Pintar masih 100%. Artinya semua pinjaman yang telah disalurkan kepada peminjam atau borrower kembali kepada pemberi pinjaman atau lender.
Terdapat dua produk yakni pinjaman Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Adapun tenor yang ditawarkan selama 8 minggu. Skema pinjaman berupa tanggung renteng dengan anggota kelompok 5 hingga 10 orang. Sedangkan bunga yang ditetapkan sebesar 6,6% per tahun.
"Fokus target pinjaman adalah ibu rumah tangga baik yang memiliki suami petani atau ia sendiri yang petani. Berdasarkan riset kami, ibu-ibulah yang mengendalikan keuangan rumah tangga. Sedangkan tanggung renteng sebagai strategi meminimalisir risiko," jelas Wisely.
Wiseley menargetkan pada tahap awal, portofolio pinjaman Kredit Pintar bisa bergeser. Ia menargetkan ada 10% pinjaman Kredit Pintar nantinya disalurkan ke sektor produktif. Pada tahap awal ini, Kredit Pintar akan menyasar petani di Wonodadi, Kutorejo, Mojokerto, Jawa Timur. Setelah daerah ini, Kredit pintar akan menyasar desa dan kota lainnya di Jawa Timur.
Wisely menyebut hingga April lalu, P2P lending yang menyasar pinjaman konsumtif atau multiguna ini sudah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 4 triliun.
Padahal kredit pintar baru beroperasi menyalurkan pinjaman tahun lalu. Fintech ini baru mendapatkan tanda daftar dari regulator pada 6 April 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News