kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Integrasi cabang hingga jadi BUKU 4, simak rencana Bangkok Bank pasca akuisisi


Kamis, 05 Maret 2020 / 17:16 WIB
Integrasi cabang hingga jadi BUKU 4, simak rencana Bangkok Bank pasca akuisisi
ILUSTRASI. ATM Bangkok Bank


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangkok Bank Pcl serius untuk mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari PT Astra Internasional Tbk (ASII), dan Standard Chartered. Meski masih menunggu restu RUPSLB, Kamis (5/3), banks swasta terbesar di Thailand ini telah siapkan sejumlah strategi jika akuisisi rampung.

Pertama, Bangkok Bank bakal berencana mengalihkan aset kantor cabangnya di Indonesia kepada Bank Permata. Ini diketahui dari paparan yang disusun penasihat keuangan Bangkok Bank yaitu Discover Management Company Limited akhir Januari lalu.

“Kami saat ini memiliki tiga cabang di Indonesia dengan nilai aset Rp 36,07 triliun atau setara 23,26% aset Bank Permata pada September 2019. Setelah transaksi, dan mendapat izin dari OJK kami berencana untuk menggabungkan kantor cabang tersebut di bawah naungan Bank Permata,” tulis Bangkok Bank.

Baca Juga: Bangkok Bank bisa integrasikan cabang di Indonesia dengan Bank Permata

Bangkok Bank memang tercatat memiliki tiga unit bisnis di Indonesia yang berlokasi di Jakarta, Medan, dan Surabaya. 

Adapun dari laporan bulanan per Januari, Kantor Cabang Bangkok Bank Jakarta tercatat memiliki aset Rp 31,84 triliun, menyalurkan kredit 20,68 triliun, dan berhasil menghimpun dana pihak ketiga Rp 7,90 triliun.

Jika terlaksana, Bank Permata tentu bakal ketiban untung. Akhir tahun lalu aset Rp 161,5 triliun tambahan aset cabang Bangkok Bank bisa mendorong nilai aset Bank Permata hingga Rp 200 triliun.

“Terkait integrasi cabang Bangkok Bank dengan Bank Permata sebenarnya lebih tepat OJK yang menjawab. Kami tentu akan mengacu regulasi yang berlaku,” ujar Head of Corporate Affairs Bank Permata Richele Maramis kepada Kontan.co.id, Kamis (5/3)

Integrrasi kantor cabang memang bisa jadi opsi yang ditempuh Bangkok Bank untuk memenuhi ketentuan POJK 56/POJK.03 2016 tentang kepemilikan saham bank umum, tanpa perlu mengakuisisi bank lain di Indonesia. 

Dalam ketentuan tersebut dinyatakan pemegang saham bank dari lembaga keuangan maksimum bisa cuma bisa mengempit 40% saham.

Dengan mengintegrasikan cabangnya dengan Bank Permata, Bangkok Bank bisa dikecualikan dari ketentuan tersebut. Apalagi akhir Desember lalu OJK juga telah menerbitkan ketentuan terkait dalam POJK 41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan Konversi Bank Umum.

“Izin akuisisi sudah on the track, sudah ada dalam pipeline mereka,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana di Jakarta, Kamis (5/2).

Adapun secara struktur organisasi, Bangkok Bank berencana untuk menduduki empat dari delapan kursi Komisaris Bank Permata. Sementara di jajaran direksi, Bangkok Bank akan menambah jumlah direksi dari delapan menjadi 10, tanpa mengubah struktur direksi yang ada kini. Artinya ada dua orang yang akan jadi perwakilan Bangkok Bank di jajaran direksi Bank Permata.

Untuk makin meningkatkan performanya, Bangkok Bank dalam ringkasan akuisisi yang diterbitkan Bank Permata, Senin (2/3) lalu juga berniat untuk meningkatkan kelas Bank Permata menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 dengan modal minimum Rp 30 triliun.

“Bangkok Bank bermaksud untuk selanjutnya berinvestasi terhadap nasabah, karyawan, mitra usaha dan infrastruktur Bank Permata, dan mengubah Bank Permata menjadi suatu BUKU IV terkemuka di Indonesia,” tulis Bangkok Bank.

Baca Juga: Bagian dari rencana caplok Bank Permata, Bank Bangkok akan akuisisi satu bank lagi

Hingga akhir tahun lalu, Bank Permata masih tercatat sebagai BUKU III dengan modal inti Rp 22,15 triliun. Untuk menuju BUKU 4, artinya Bank Permata masih butuh menambah modal hingga Rp 7,85 triliun lagi.

Proyeksinya, Bank Permata juga bakal didorong untuk mulai berekspansi di regional Asia Tenggara, khususnya untuk membidik segmen UMKM yang jadi bisnis utama Bangkok Bank.

“Kami saat ini juga masih menunggu hasil RUPSLB Bangkok Bank. Di luar itu kami tidak dapat berkomentar sekarang,” kata Head of Investor Relation Astra Tira Ardianti kepada Kontan.co.id, Kamis (5/3).

Mengingatkan, Desember lalu Astra dan Standard Chartered telah meneken perjanjian jual beli saham (CSPA) dengan Bangkok Bank. Mereka bakal melepas 44,56% atau total sebanyak 89,12% saham Bank Permata dengan harga taksiran mencapai Rp 37,43 triliun.

Selain membeli saham Astra, dan Bank Permata, Bangkok Bank dalam perjanjian tersebut juga telah berkomitmen untuk menggelar penawaran wajib (mandatory tender offer) kepada pemegang saham publik dengan total kepemilikan 10,88%. Artinya Bangkok Bank diprediksi bakal mengucurkan dana kurang lebih Rp 42 triliun untuk memuluskan aksi akuisisi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×