Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan, pihaknya masih optimistis kredit dapat tumbuh di kuartal I/2024.
"Jika melihat potensi penurunan BI Rate akan dipengaruhi dari geopolitik, apalagi dengan harga minyak dunia yang naik, Tapi CIMB Niaga tetap berupaya untuk mendorong kredit, menyasar segmen yang tetap pertumbuhannya baik, terutama konsumer banking," kata dia kepada Kontan, Rabu (24/4).
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Dede ini menyebut kredit segmen otomotif dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan menjadi penopang pertumbuhan kredit di awal tahun ini.
Baca Juga: Bank Mandiri Kembali Raih Peringkat Satu Top Companies 2024 versi LinkedIn
"Proyeksinya masih dapat tumbuh dua digit untuk segmen KPR dan KKB, personal loan juga proyeksi kami sama, tumbuh dua digit, karena kebutuhannya masih tinggi," jelas Dede.
Di sisi lain meski BI Rate masih terus naik, Dede menyebut penjualan rumah dan mobil telah berdampak. Hal ini juga yang membuat CIMB Niaga menaikkan SBDK nya pada seluruh segmen kredit. Meskipun memang dia bilang kenaikan SBDK tersebut tidak serta merta langsung menaikkan bunga kredit.
"Kami tetap berharap kinerja kuartal satu akan naik dari tahun sebelumnya, meskipun suku bunga masih tetap tinggi, kami juga terus memberikan kemudahan kepada nasabah melalui KPR Xtra Manfaat," kata Dede.
Sementara itu Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga menyebut penurunan suku bunga The Fed kemungkinan akan terjadi pada Desember, atau bahkan bisa lebih ekstrim kemungkinan baru akan diturunkan pada tahun depan.
Baca Juga: Saham Perbankan Masih Menjanjikan, Tunggu Isyarat Pemangkasan Suku Bunga AS
"Kalau dilihat higer for longer saya percaya bahwa paling tidak tahun ini, namun tidak dalam waktu singkat di Mei-Juni tidak akan mereka menurunkan suku bunga. Desember atau tahun depan itu juga akan melihat kondisi selama waktu akan kita lampau tadi apakah The Fed cukup yakin soal itu," kata dia belum lama ini.
Asal tahu saja, jika tren bunga tinggi masih tetap bertahan bahkan terus naik, maka hal ini akan berdampak pada kredit perbankan, dimana bank akan semakin hati-hati dalam menyalurkan kreditnya, saat nasabah juga akan semakin terbebani dengan bunga kredit yang terus naik.
Alhasil pertumbuhan kredit bisa menurun performanya karena masyarakat menunda untuk pengajuan kredit baru.n
Selanjutnya: PT JIP Hadirkan Penerangan Jalan Umum Pintar di Kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan
Menarik Dibaca: Cuaca Curah Hujan Tinggi sampai 30 April 2024, Provinsi Ini Masuk Klasifikasi Siaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News