Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan pertumbuhan yang sehat sepanjang 2022 lalu yang didukung oleh berbagai lini bisnis yang dijalankan perseroan.
BTPN yang merupakan anak usaha Sumitomo Mitsui Banking Corporation ini, membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 16% di tahun 2022. Di mana laba bersih setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh menjadi Rp 3,10 triliun di 2022 dari Rp 2,67 triliun di tahun 2021.
“Pertumbuhan pendapatan operasional dan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi didorong oleh peningkatan permintaan atas pembiayaan syariah dan kredit di segmen korporasi,” ujar Communications and Daya Head BTPN, Andrie Darusman kepada Kontan.co.id, Rabu (26/4).
Andrie menjelaskan, pihaknya berharap tren pertumbuhan yang telah diraih dalam beberapa tahun terakhir ini dapat terus berlanjut di tahun 2023, serta tumbuh sesuai yang ditetapkan oleh regulator dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan ekonomi dan kredit industri perbankan.
Baca Juga: Akuisisi Pinjaman Ritel Standard Chartered, Danamon Ingin Ciptakan Economies of Scale
“Bank BTPN akan fokus untuk menumbuhkan penyaluran kredit dengan menetapkan risk appetite dengan tujuan yang diperlukan dan melalui bisnis value chain,” jelasnya.
Dikatakan Andrie, di tahun 2023 pihaknya berencana bahwa pertumbuhan volume kredit akan disalurkan secara lintas segmen di antaranya korporasi, ritel, small medium enterprise (SME) dan juga komersial.
“Bank BTPN juga akan meningkatkan basis pelanggan ritel dengan meningkatkan kemampuan Jenius sebagai platform,” katanya.
Andrie melanjutkan, pihaknya akan menerapkan keunggulan operasional secara bank-wide dengan menerapkan digitalisasi dan process excellence, dan juga membangun keunggulan operasional TI, dan terus membangun kapabilitas keamanan digital dan siber.
“Bank BTPN senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian agar bisnis tetap tumbuh secara berkelanjutan, untuk melayani nasabah dari berbagai segmen dan membantu mereka mencapai tujuan finansial dengan dukungan teknologi digital,” tandasnya.
Sementara itu, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan mengatakan perkembangan bisnis bank yang dimiliki investor Jepang di Indonesia saat ini cukup masif, di mana mereka banyak berinvestasi untuk bank di Indonesia.
“Artinya bank Jepang melihat bahwa Indonesia merupakan pasar yang prospektif, pasar yang sedang hangat-hangatnya bertumbuh, berkembang dengan pertumbuhan ekonomi juga yang bagus,” katanya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Bankir dan Regulator Prediksi Pertumbuhan Kredit Berlanjut hingga Akhir Tahun
Dia bilang, bank milik investor Jepang melihat bahwa salah satu sektor investasi yang menarik adalah melalui perbankan atau sektor industri keuangan di Indonesia.
“Bila dibandingkan dengan di Jepang sendiri mungkin pertumbuhannya hanya 0%, saya lihat bank Jepang ini masih akan ekspansif di Indonesia,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News