Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan investasi industri asuransi jiwa di instrumen saham terpantau mengalami tren penurunan. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total investasi industri asuransi jiwa di instrumen saham mencapai Rp 133,99 triliun pada 2024. Nilai itu mengalami penurunan sebesar 10,8%, jika dibandingkan kondisi 2023.
Mengenai hal itu, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menerangkan penurunan tersebut merupakan bagian dari langkah-langkah perusahaan asuransi jiwa dalam menyesuaikan strategi investasi secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang sedang berlangsung.
"Secara umum, penyesuaian itu juga bertujuan untuk tetap menjaga stabilitas dan pertumbuhan investasi dalam jangka panjang, serta melindungi kepentingan pemegang polis," ucapnya kepada Kontan, Selasa (8/4).
Lebih lanjut, Togar berpendapat industri asuransi jiwa sebaiknya mempertimbangkan instrumen investasi dengan karakteristik lebih stabil dan risiko yang lebih terukur. Terlebih, melihat situasi gejolak pasar modal yang masih tinggi pada saat ini.
Baca Juga: Kepemilikan Asing Di Saham Bank Jago (ARTO) Naik Jadi 37,4% pada Maret 2025
"Oleh karena itu, salah satu instrumen yang paling sesuai dengan karakteristik bisnis industri asuransi jiwa adalah Surat Berharga Negara (SBN)," ujarnya.
Togar menjelaskan instrumen tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif rendah, stabilitas imbal hasil yang baik, serta profil tenor jangka panjang yang sejalan dengan kebutuhan industri asuransi jiwa.
Selain itu, investasi perusahaan asuransi jiwa juga telah diatur secara jelas melalui POJK Nomor 5 Tahun 2023 dan SEOJK Nomor 5/SEOJK.05/2022. Dia bilang kedua regulasi tersebut menetapkan batasan dan pedoman investasi guna menjaga kesehatan keuangan perusahaan, serta melindungi kepentingan para pemegang polis.
Meskipun demikian, Togar memahami strategi investasi setiap perusahaan dapat berbeda-beda tergantung pada profil risiko masing-masing, serta turut mempertimbangkan dinamika kondisi ekonomi makro yang terus berkembang.
Dengan strategi investasi yang cermat, disiplin, dan adaptif terhadap kondisi pasar, Togar meyakini industri asuransi jiwa dapat terus menjaga kestabilan keuangan dan memenuhi kewajiban jangka panjang kepada para nasabah.
Baca Juga: Wow! Harga iPhone Bisa Capai Rp 58,8 Juta Jika Diproduksi di AS
Selanjutnya: Kepemilikan Asing Di Saham Bank Jago (ARTO) Naik Jadi 37,4% pada Maret 2025
Menarik Dibaca: Resep Bolu Sarang Semut Tanpa Oven dan Mixer, Legit dan Bersarang Sempurna
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News