Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun beberapa tahun terakhir bisnis multifinance tumbuh melambat, tapi minat asing terhadap bisnis ini tidak sirna. Sejumlah investor dari kawasan Asia tengah bersiap-siap masuk ke bisnis multifinance yang ada di Indonesia.
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan mengatakan, investor asing yang tertarik masuk berasal dari Korea Selatan dan Singapura. Diantaranya KB Kookmin Card Co. Ltd yang merupakan perusahaan penerbitan kartu kredit asal Korsel.
Baca Juga: Lippo Group masuk fintech Singapura MoolahGo
Perusahaan yang menyediakan layanan pembayaran ini telah mengajukan izin usaha ke OJK dan diperkirakan transaksi akuisisi bisa rampung pada triwulan I 2020. KB Kookmin Card akan mengakuisisi multifinance di sektor otomotif yang memiliki aset di antara Rp 800 miliar hingga di atas Rp 1 triliun.
Selain itu, terdapat dua investor Singapura yang masuk dan telah mengantongi izin dari OJK. Menurut Bambang, salah satu investor Singapura berasal dari perusahaan e-commerce ternama walau dia belum mau mengungkapkannya.
“Dari Singapura juga sudah ada. Sudah beres (izin OJK) dari dua perusahaan pembiayaan,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, Kamis (12/3).
Sementara itu, terdapat dua investor asal Jepang yang penuhi ketentuan batas maksimal kepemilikan asing sebesar 85% dari saham yang disetor sebagaimana tertuang dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 28/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan.
Baca Juga: OJK akan mencabut izin usaha multifinance yang tidak penuhi ketentuan modal minimum
“Investor Jepang ini sudah existing bukan baru. Dari dua investor Jepang, satu sudah beres dan satu lagi masih proses (izin OJK). Mereka belum penuhi ketentuan saham 85% saham asing dan 15% saham lokal,” jelasnya.
Ketertarikan investor asing berinvestasi karena bisnis multifinance di Indonesia masih potensial karena melihat tingkat return of asset (ROA) dan return on equity (ROE) industri multifinance yang masih baik. Maka itu ia berharap investor asing bisa minat ke bisnis pembiayaan otomotif, infrastruktur hingga pariwisata.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno berharap investor asing masuk ke multifinance bermodal cekak sebagai cara untuk untuk memperbaiki kinerja ekuitas perusahaan. Salah satunya melalui aksi akuisisi.
Pemenuhan syarat modal multifinance semakin mendesak. OJK telah mengatur bahwa perusahaan multifinance wajib memenuhi syarat modal minimal sebesar Rp 100 miliar. Ketentuan tersebut harus dipenuhi paling lambat 31 Desember 2019.
Baca Juga: KIK EBA masih potensial, Mandiri Investasi akan merilis produk baru tahun ini
Hal ini tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Untuk memenuhi ketentuan ekuitas, beberapa perusahaan gencar mencari pendanaan, baik berasal dari investor dalam maupun luar negeri.
"Caranya kalau belum sampai Rp 100 miliar hingga akhir tahun ini, bisa melalui berbagai cara, seperti meminang orang lain dan mencari investor lain. Investor dari Jepang, Korea dan orang kaya, tolonglah investasi di sini," tutup Suwandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News