Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Pandemi tak bisa disangkal memang jadi salah satu pemicu maraknya aksi investor asing berekspansi pada industri perbankan tanah air. Maklum industri perbankan juga ikut goyah menghadapi pandemi. Bank Bukopin, dan Bank Mayapada jadi salah satu yang kena imbas.
Adapun Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai masih tingginya minat investor asing masuk menandakan industri perbankan tanah air masih menarik.
Baca Juga: Ekonom: Ini penurunan suku bunga acuan terakhir oleh Bank Indonesia di 2020
“Jumlah penduduk Indonesia besar, bisnisnya juga banyak, dengan potensi tersebut investor asing biasanya masuk Indonesia untuk jangka panjang,” katanya kepada Kontan.co.id.
Adapun Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menjelaskan meskipun banyak ekspansi dari investor asing, namun kebanyakan bank yang dibidik bukan bank besar.
Di sisi lain, struktur perbankan nasional sejatinya dikuasai oleh para bank-bank besar. Ini juga bikin sulit buat investor asing mendirikan bank anyar dan melakukan pengembangan. Contoh menarik terjadi pada PT Rabobank Internasional Indonesia yang justru kolaps dan diambil alih oleh bank tanah air yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Baca Juga: Tambah modal, Bank Mayapada buka opsi private placement buat Cathay Life
“Bank lokal sekarang jauh lebih unggul dibandingkan bank asing di Indonesia. Beda konteksnya dengan zaman dulu. Bank asing yang mencoba dari nol malah kesulitan bersaing, sulit mengalahkan big four (BRI, Mandiri, BCA, BNI). Investor asing sulit bersaing di sini, malah kebanyakan menjadi pemain tier 2,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News